TAK sebagaimana biasanya, 9 Maret itu K.H. Abdullah Syafi'ie,
hampir 70 tahun, hanya berceramah « jam, di Matraman. "Kiai kena
flu. Badannya panas," tutur H. Abdul Hakim, anak ketiga Ketua
Majlis Ulama DKI itu.
Empat hari kemntian pendiri 3 buah perguruan Assyafiiyah (di
Matraman, Jatiwaringin dan Pondok Gede, Jakarta) itu "kehilangan
tenaga sampai makan pun harus disuapi," cerita Abdul Hakim lagi.
Kemudian Abdullah memeriksakan diri ke RS Islam. Dan dokternya
menyarankan opname.
Itu pengalaman pertamanya dirawat di rumahsakit -- sehingga ia
selalu ingin pulang saja. Beberapa kali tak sadarkan diri, kini
ia hanya berbaring dengan slang infus di kaki kiri. Di luar
kamar, di sebuah meja kecil bertumpuk kitab-kitab Surat Yasin --
untuk dibaca siapa saja yang ingin. Terutama murid-murid
perempuan Tuty Alawiah, putri Kiai, membacanya bergantian
berbisik-bisik. "Daripada hanya ngobrol," ucap Tuty.
Putra Kiai Abdullah 14 orang 4 dari almarhumah istri pertama, 10
dari istri sekarang. Cucunya 17 -- semua dari keempat anaknya
dari istri terdahulu Tuty, Abdul Rasjid, Abdul Hakim dan Ida
Farida, yang semuanya juga juru dakwah.
Perguruan yang didirikannya dinamai Assyafi'iyah karena "ayah
ingin mengabadikan nama bapaknya, Haji "Syafi'ie," ungkap Tuty.
"Selain itu Asy-syafi'iyah memang berarti mazhab Syafi'i."
Yang sudah menengok ahli tafsir Qur'an dan Hadis itu antara lain
Emil Salim dan Moh. Natsir. Setiap hari dan malam orang
berdatangan -- bahkan ada yang dengan pesawat terbang --
meskipun di saat yang sangat kritis mereka hanya diperbolehkan
memandang ke dalam kamar dari luar kaca (berdasar pengumuman
yang ditempel di kaca) Ali Sadikin setidak-tidaknya sudah dua
kali menjenguk -- tentu saja masuk ke balik kaca.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini