INI bukan adegan lawak. Jembatan Semanggi, Jakarta, terkenal
agak gawat kadang pengemudi kendaraan bermotor mengalami
peristiwa tak menyenangkan di sini. Dan Jojon tidak terkecuali.
Malam itu Jojon melewati Jembatan Semanggi, menuju ke arah Jalan
Jenderal Sudirman, dari jurusan Slipi. Di depan gedung GKBI itu,
mobil yang dikendarainya kempes ban kiri depannya. Padahal waktu
itu, 1 Agustus, sudah sekitar pukul 8 malam. "Saya bingung. 'Kan
saya enggak ngerti cara bongkar pasang ban," tuturnya.
Tengok kanan-kiri, Jojon -- yang kali ini tanpa kumis -- melihat
seseorang, yang setelah diminta dengan senang membantunya pasang
ban.
Selagi orang itu bekerja datang empat lelaki lain. Langsung
merubung Jojon, "dan mengajak ngobrol saya, tanpa memperhatikan
muka saya. " Katanya keempatnya selalu menengok sekeliling,
seperti takut ada orang lain.
Dan benar. Ketika Jojon hendak membayar orang yang membantunya,
empat lelaki itu menodongkan pisau. Satu per satu perhiasan
Jojon dilepas: arloji merek Mido, cincin safir kristal, kalung
lengkap dengan liontinnya. Dan dompet berisi sekitar Rp 360 ribu
pun pindah tangan. "Baru saya sadar menjadi korban kejahatan.
Saya yakin tentulah paku yang menusuk ban saya mereka yang
sebarin," cerita bapak dari enam anak ini, pekan lalu. "Semua
saya relakan Tapi cincin itu pemberian orang tua saya yang
sckarang telah tiada."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini