Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan asal Kupang yang akrab disapa Lala ini merasa frustrasi saat merekam lagu berjudul Favorite Sin. Saat itu, ada bagian lirik lagu tersebut yang tak kunjung bisa ia lafalkan dengan sempurna. Lagu berbahasa Inggris itu masuk di album bertajuk Marion, yang dirilis pada Agustus lalu.
Tangisan Lala pecah setelah Nino Kayam, yang membantu proses produksi, membandingkannya dengan Brisia Jodie, sesama alumnus kontes menyanyi Indonesian Idol. Lala pun makin jengkel gara-gara Nino sengaja menaruh foto Brisia di kaca ruang rekaman. “Di situ, aku menangis sampai sesenggukan. Karena aku enggak suka punya saingan,” kata Lala diikuti derai tawa ketika ditemui di Kemayoran, Jakarta Pusat, awal Oktober lalu.
Bukannya mandek memanas-manasi Lala, Nino malah makin menyanjung Brisia. Salah satu personel grup musik RAN itu menyebutkan bahwa Brisia cantik dan tak bakal mengalami kesulitan seperti yang dihadapi Lala.
Taktik Nino dan foto Brisia nyatanya berjasa juga buat Lala. Ia terlecut berusaha lebih keras hingga akhirnya kelar merekam lagu tersebut. Lala mengaku kesal setiap kali dibandingkan dengan Brisia. “Padahal kami berteman baik,” ujarnya.
instagram.com/danillariyadi
Jaga Mulut
BERMAIN film membuat penyanyi Danilla Riyadi menjaga sikap dan bicaranya. Maklum, di atas panggung, dengan gitar dan band pengiringnya, Danilla biasa berkata apa saja. Ia terbiasa berinteraksi bebas dengan penonton. Kata-kata bisa terlontar nyaris tanpa sensor. “Main film jadi lebih behave saja, sih, sama kayak di televisi. Kalau di ranah musik yang barbar, bisa terserah, he-he-he…,” ujar Danilla di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat dia terlibat dalam produksi film, kata Danilla, skenario dan arahan sutradara menjadi pagar atas sikapnya. Nona bernama lengkap Danilla Jelita Putri Riyadi itu pun sulit menghafal dialog. “Aku kan mulutnya slebor, pas main film kayak ada pagarnya gitu,” tutur keponakan mendiang musikus Dian Pramana Poetra itu.
Sutradara biasanya menjelaskan di bagian mana Danilla bisa bereksplorasi atau melakukan improvisasi. Sisanya, ia harus patuh pada skenario. “Jadi ada batas yang harus dipatuhi dengan area aku bisa tetap bermain-main,” ucapnya.
Danilla sudah terlibat dalam dua produksi film, yakni Koboy Kampus karya Pidi Baiq dan Tubagus Deddy serta Pretty Boys yang disutradarai Tompi.
Budiman Sudjatmiko. TEMPO/Nurdiansah
Semeja dengan Awkarin
CUITAN Budiman Sudjatmiko di Twitter beberapa waktu lalu sempat ramai dibicarakan warganet. Dalam cuitannya, Budiman mencontohkan dua kebaikan oleh dua perempuan, yakni Awkarin dan Tri Mumpuni. Yang pertama berbasis sensasi, sedangkan yang kedua esensi.
Budiman, 49 tahun, mengatakan awalnya selebgram bernama asli Karin Novilda itu merasa Budiman menyindir aktivitas sosial yang digelutinya belakangan ini. Perempuan 21 tahun itu pun merespons cuitan Budiman dan menantang bertemu. “Awalnya dia merasa diserang. Akhirnya dia sadar bahwa cuitan saya memberikan gambaran soal bagaimana aktivis seharusnya,” ujar Budiman saat ditemui di Jalan Suropati, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Oktober lalu.
Karin menghubungi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 itu dan mencocokkan waktu untuk bertemu. Keduanya kemudian bersemuka pada Kamis, 31 Oktober lalu. Budiman turut melibatkan timnya dalam pertemuan selama tiga setengah jam itu. Mereka membahas banyak hal, di antaranya kesehatan mental dan kebebasan berpendapat.
Budiman mengatakan diskusi bakal berlanjut lewat forum diskusi anak muda. “Kali ini pengisinya khusus anak muda, seusia Karin-lah,” kata Budiman ketika dimintai konfirmasi tentang hasil pertemuannya dengan Awkarin.
Budiman Sudjatmiko & Awkarin. Inovator 4.0 Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo