Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nirina diberkati kemampuan melimpah ruah dalam urusan cas-cis-cus. Bahasa Inggrisnya selancar kicau murai. Dari English, lidahnya mampu melompat-lompat ke bahasa Prancis, Mandarin, Jepang, Korea, dan Rusia dalam cengkok yang hampir sempurna. Lidah Nabegitu ia biasa dipanggilmemang lentur. "Mungkin karena bokap diplomat. Dari kecil aku selalu pindah negara dan terbiasa mendengar banyak bahasa," ujarnya kepada wartawan Tempo Akmal Nasery.
Tapi coba ajak Na bercakap-cakap dalam bahasa ayah-ibunya: Minang. "Mampus gua. Ngertinya cuma tambuah ciek (tambah lagi), dan dijapuik (dijemput)," ujarnya dengan tawa berderai. Ibu Na berasal dari Bukittinggi, ayahnya orang Pariaman. Dari daerah ayahnya itulah ada tradisi seorang lelaki dijapuik (maksudnya: dilamar) oleh keluarga calon istri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo