ENTAH bagaimana asal usulnya, tiba-tiba Romo Y.B. Mangunwijaya disebut-sebut sebagai arsitek gedung Makodam VII/Diponegoro di Semarang, yang diresmikan pertengahan Desember. Tentu saja, pastor yang berijazah arsitek ini kaget. "Tidak enak kalau yang membuat orang lain, lalu nama saya disebut," kata Romo Mangun. Ia bahkan merasa perlu menulis surat pembaca di harian Kompas untuk membantah desas-desus itu. Kenapa desas-desus itu dibantah resmi? Soalnya, banyak teman Romo Mangun, terutama sastrawan, kepingin ditraktir. "Bayangkan, gedung Makodam itu biayanya Rp 4,2 milyar. Honor seorang arsitek untuk perencanaan sekitar tujuh persen dari biaya keseluruhan, dan jika ikut mengawasi ditambah empat persen lagi. Kalau itu benar, apa saya enggak kaya," ujar Romo Mangun. Lalu, apa yang pernah dirancangnya? Ternyata, gedung Makowilhan yang rencananya dibangun di Yogyakarta. "Karena Kowilhan akan dihapus, gedungnya batal dibangun," katanya. Jadi, ya, jangan minta ditraktir."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini