Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENGUSAHA yang juga pemusik Setiawan Djodi, 42 tahun, punya gelar baru: Karaeng Daeng Maraja. Pengukuhan gelar kebangsawanan dari Kerajaan Galesong (anak Kerajaan Gowa) itu dilakukan oleh Pemangku Hadat Kerajaan Galesong di Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis dua pekan lalu. "Ini beban moril buat saya," kata ayah enam anak ini. Penganugerahan itu setidaknya telah menjawab teka-tekinya di waktu kecil, yaitu saat ia berziarah ke makam buyutnya, dr. Wahidin Soedirohoesodo. Di makam itu tertera nama-nama Bugis. Djodi mengaku heran. Soalnya, ia merasa sebagai orang Jawa. Kini Djodi telah diBugiskan. Saat memakai pakaian adat Bugis yang mirip jas beskap itu, ia merasa pas. Datang ke Takalar pun ia mengaku tak canggung. "Makanan lautnya enak. Dan kue-kuenya yang manis sama seperti masakan Jawa," katanya. Jadi, gelar itu akan dipakai di depan namanya? "Sudahlah, saya kan sudah dikenal sebagai Setiawan Djodi," katanya. Hanya saja, ada yang tak mengenakkan hatinya. "Nelayan di sana dimakan lintah darat," katanya kesal. Kehidupan nelayan di Takalar miskin, cuma berpendapatan Rp 300.000 per tahun. Padahal, usaha mereka menangkap telur ikan terbang laku Rp 45.000 per kilo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo