Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sebuah warung, seorang suami mengajak istrinya yang duduk di bangku kayu agar ikut pemilihan umum. Istrinya, yang berbaju daster merah muda, berkali-kali bilang "sama..." sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan kenesnya. Maksudnya, pemilu yang sekarang sama saja dengan yang sebelumnya. Tapi, setelah diyakinkan bahwa pemilu 1999 ini menghadirkan pengawas dari luar negeri segala, dengan cekatan si perempuan bersedia ikut dengan menjawab: "Gendong....".
Celetukan ini menyimpang. Skenarionya jelas tertulis "gandeng". Namun, itulah Nunung, pelawak Srimulat yang sudah biasa memelesetkan kata. Tapi, karena pas juga--dan malah lebih berkesan jenaka plus kenes--si pembuat iklan tak merasa perlu mengeditnya. Justru pelesetan ini membuat iklan pemilu itu nancep di kepala pemirsa. Karena itu, sampai tiga kali Nunung--dengan pasangannya, Timbul--tampil dalam versi yang berbeda-beda.
Tak pelak lagi, iklan-iklan pemilu ini menumpahkan rezeki pada perempuan berusia 36 tahun yang punya nama asli Tri Retno Prayudati itu. Apalagi, katanya, honor iklan pemilu itu lebih tinggi daripada bayaran beberapa iklan yang pernah dibintanginya. "Walaupun untuk iklan perhitungan suara harus gonta-ganti pakaian lebih dari 10 kali," tuturnya. Dalam iklan tersebut, pemeran Nyunyun dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu memang tampil jadi beberapa orang yang berbeda.
Dari mana, sih, Nunung belajar melawak? Ceritanya, waktu masih SD, Nunung sering diajak nonton Srimulat, yang dikelola oleh tantenya, Jujuk. Akhirnya, Nunung ikut di dalamnya dan serius jadi pelawak wanita hingga dapat Panasonic Award 1997 untuk pelawak wanita terbaik. "Dulu, mungkin orang belum tahu kalau saya ngelawak," ujar Nunung, yang punya ibu seorang penari. Dari kocok perut itu, wanita asli Solo ini bisa memodali kakak dan adiknya berdagang.
Nasib Nunung sendiri tak seperti penampilannya yang riang di atas panggung. Kini, ia sedang dalam proses perceraian dengan suami keduanya. Anak satu-satunya sudah meninggal. Wanita yang tidak lulus SMA ini baru saja menjalani operasi tumor di daerah (maaf) selangkangannya. Di Jakarta, tempatnya mengais rezeki, Nunung juga masih nunut di rumah seorang teman wanitanya. "Ya, beginilah ...," katanya dengan nada sedih, eh bukan, tetap kenes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo