Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Gubernur yang suka motret

Hasan slamet, gubernur maluku yang mempunyai kegemaran memotret pemandangan. kejadian lucu dalam perjalanannya. diaku saudara oleh penduduk kampung hitu. (pt)

2 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GUBERNUR di daerah Maluku hampir bagaikan baju. Sering diganti. Kini jabatan itu dipegang oleh Mayor Jenderal Hasan Slamet, yang sebelumnya pernah duduk sebagai Kepala Staf Siliwangi, Panglima I Hasanuddin dan Wapangkowilhan. Dan Hasan Slamet yang masih sebagai Pejabat Sementara Gubernur, senang bepergian ke mana dia suka. Bukan apa, tapi jenderal ini punya kegemaran motret atau mengabadikan pemandangan sekeliling dengan kamera filmnya yang 16 mm. Pernah di sebuah toko foto di kota Ambon, Hasan Slamet mampir. Ambil beberapa rol film dan berkata: "Saya ambil dulu ya, besok saya bayar. Sekarang lagi tidak bawa uang". Yang punya toko -- karena Hasan Slamet masih baru dan belum dikenal mukanya, lagi pula dia jalan sendirian tanpa pengawal tentu saja ragu memberikan barangnya. Lagi-lagi yang terjadi di lapangan terbang Pattimura Laha. Sedang asyik-asyiknya Hasan Slamet membuat film, seorang penjaga keamanan menegurnya: "Sudah mendapat izin belum? Saudara tidak boleh motret di sini". Yang ditegur tidak menjawab. Terus saja membidikkan kameranya. Wah, bandel benar orang ini, fikir si penjaga. Dan dipanggillah seorang temannya lagi. Tapi si teman ini tahu siapa orang bandel ini dan penjaga keamanan yang terdahulu jadi tersipu-sipu. Yang lucu lagi ketika nyonya Hasan Slamet ke Hitu. Disambut luar biasa oleh orang kampung Hitu. Alkisah di kampung itu dulu-dulunya ada seorang raja yang bernama Slamet. Bahkan salah seorang adik raja bernama Hasan Slamet. Konon mereka dulunya datang dari Jepara, Jawa Tengah, dan membantu oraag-orang Hitu melawan Portugis dan Kompeni. Hingga sekarang, kalau ada orang Jawa yang pakai nama Slamet pasti diaku saudara. Tentu saja kalau ada orang dari Hitu datang menghadap Gubernur, mereka selalu beralasan: "Kami bukan mau bertemu dengan Bapak Gubernur, tapi mau berjumpa dengan saudara kami, Hasan Slamet". Ini tentu sulit untuk ditolak. Bahkan yang terakhit, Hasan Slamet disumpah dengan Qur'an, agar Hasan Slamet yang jadi Gubernur ini bekerja dengan baik, mewakili fam Slamet dulu, yang pernah jadi raja itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus