Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setelah berkabung

Perkabungan meninggalnya mao terpusat di depan istana tienan men. seruan persatuan menggambarkan adanya perpecahan dalam partai. kematian mao menarik bagi uni soviet, amerika serikat & jepang. (ln)

2 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUASANA perkabungan mencapai puncaknya di seluruh RRT pada tanggal 19 September yang lalu. Semua bangsa Cina yang berjumlah 800 juta jiwa itu bersama-sama berdiri dan menundukkan kepala selama 3 menit. Ini adalah kejadian pertama dalam sejarah dunia, seperempat dari penduduk bumi seara serentak mengenang kepergian seorang komunis revolusioner yang mengubah wajah dan sejarah Cina yang juga kehadirannya terasa di mana saja di penjuru dunia ini. Perkabungan terpusat di lapangan depan istana T'ien An Men dengan sejuta manusia berdiri teratur. Mereka semua mendengarkan PM Hua Kuo-feng membacakan pidato duka cita selama 20 menit. "Rakyat Cina mencintai Mao dari dasar hati mereka", kata Hua. Dan tentu saja Uni Soviet -- "imperialis sosial"-- dan Teng Hsiao-p'ing yang awal tahun ini dipecat oleh Mao, ada pula kebagian kecaman. Akan nasib jenazah Mao sendiri, pidato itu tidak berbicara sepatah katapun. Hingga pertengahan pekan silam, jenazah si tua itu masih saja terletak di Peking, belum dimakamkan, dibakar atau dibalsem, meski pun almarhum kabarnya berwasiat agar jenazahnya dibakar saja. Lapangan tempat upacara sudah sepi. "Semua kembang telah disingkirkan", begitu laporan yang tersiar dari Peking pertengahan pekan silam. Udara politik juga nampaknya masih sepi-sepi saja. Belum terdengar suara mengenai siapa yang akan menggantiklm Mao atau bakal ada tidaknya perubahan yang jelas di negeri itu selepas ditinggal pemimpin mereka. Tapi rakyat Cina diyakinkan bahwa penerus-penerus kepemimpinan Mao yang cakap akan muncul. Rakyat juga diserukan agar bersatu mendukung pimpinan partai dan negara. Seruan semacam ini terutama tersiar lewat tajuk rencana Jen-min Jih-pao (Harian Rakyat) terbitan Peking. tertanggal 16 September yang lalu. Nampaknya ini merupakan seruan pertama yang tersiar secara resmi sejak meninggalnya Mao. Lewat tajuk itu pula tersiarnya tanda-tanda bakal adanya beberapa pengangkatan pejabat untuk mengisi sejumlah jabatan yang selama ini tertinggal kosong. Komite Sentral Partai Komunis Cina diharapkan akan segera bersidang untuk memilih dan mengisi kembidi berbagai jabatan kosong yang diakibatkan oleh kematian dan pemecatan-pemecatan. Komite tetap Sentral itu sendiri kini sisa beranggotakan 4 orang pada hal tadinya beranggotakan 8 orang. Sebagian mati, sebagian tersingkir. "Ketua Mao telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya . . . Tapi banyak ahli warisnya yang akan meneruskan perjuangan revolusi proletar yang telah dirintisnya", begitu antara lain terbaca pada tajuk koran partai itu. Lewat tulisan yang sama, juga disiarkan serua, agar semua orang "merapatkan barisan dalam mendukung Komite Sentral yang membawahi semua unsur partai". Hingga akhir pekan silam, belum kelihatan tanda-tanda mengenai waktu bagi dimulainya sidang Komite Sentral, meskipun hampir semua anggota Komite itu yang berjumlah sekitar 160 orang, sudah berada di Peking untuk upacara berkabung. Para peninjau hampir semuanya sepakat dalam ketidak-sanggupan mereka meramal tokoh yang bakal menggantikan Mao. Tapi melihat tajuk koran partai yang terus-menerus menyerukan persatuan, bisa diraba mengenai adanya perpecahan dalam partai. Keadaan seperti ini dengan menarik dilukiskan oleh edisi terbaru majalah U.S. News and World Report: "Dengan kematian Mao, negeri yang berpenduduk 800 juta itu sedang berada dalam ketidak-pastian. Mungkin dengan hari depan yang membahayakan". Ketidak-pastian itu dilihat oleh majalah Amerika tersebut terutama dalam penafsiran ideologi dan filosofi yang sejak lama telah dirintis oleh Mao. Di luar RRT, kematian Mao juga menjadi soal yang lebih dari sekedar menarik. Tapi terutama bagi Uni Soviet, Amerika Serikat dan Jepang. Untuk Amerika, Mao dan Chou telah menentukan kebijaksanaan yang bersahabat. Sudah jelas hal ini berhubungan erat dengan ketakutan Peking terhadap Moskow, terutama setelah terjadinya insiden perbatasan yang berdarah di Ussuri tahun 1969. Nampaknya untuk sementara tidak ada alasan bagi pemerintahan baru Cina di Peking nanti untuk mengubah kebijaksanaan yang telah berjalan ini. Ucapan turut berduka cita Uni Soviet ditolak mentah-mentah oleh Peking. Bukan tanpa alasan. Selain lantaran trauma insiden perbatasan, dalam Ensiklopedi Besar Soviet, Maoisme memang digambarkan sebagai suatu "faham nasionalisme . . . dengan intinya yang utama adalah anti Sovietisme". Tapi banyak pemimpin Cina, terutama di kalangan tentara, yang ingin mempunyai hubungan lebih baik dengan Moskow. Ini tentu memerlukan kesediaan Moskow untuk menerima Peking sebagai sahabat yang tidak lebih rendah darinya. Jelas ini tidak mungkin. Dari semula, sumber perpecahan kedua raksasa Komunis itu antara lain perebutan kepemimpinan . Ketegangan yang melanda Moskow-Peking ada pula menyentuh Tokio. Hubungan Peking-Tokio yang dibuka lewat kunjungan Tanaka ke RRT pada tahun 1973. adalah akibat dari keengganan Peking melihat Tokio bermesraan dengn Moskow. Tapi usaha pendekatan Moskow ke alamat Tokio yang tidak henti-hentinya itu akhirnya ada juga memasygulkan Peking. Kabarnya di Peking kini sedang berkembang suatu kecenderungan untuk tidak menggantungkan harapan bantuan teknik dari Jepang Akan halnya Taiwan, mati hidupnya Mao tidak terlalu jadi soal. Yang menentukan nasib mereka lebih banyak berada di Washington. Sebelum pemilihan presiden membuahkan hasil yang jelas, soal Taiwan pasti akan tetap di sana sebagai sediakala. Kematian Mao yang menyebabkan timbulnya kesibukan baru di Peking, serta gempa bumi yang sebelumnya juga telah melanda RRT, boleh dihitung sebagai faktor yang menambah panjang usia Taiwan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus