Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETIKA masih berusia 8 tahun, aktor dan pembawa acara Hamish Daud begitu keranjingan minuman berkarbonasi. Kala itu, pria kelahiran Gosford, Australia, ini tinggal di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. "Sayangnya di situ enggak ada minuman itu," ujar Hamish saat ditemui di GoetheHaus, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu.
Di pulau tersebut, ia harus rela hidup tanpa listrik dan pasar swalayan. Tak jarang ia pergi memancing ke tengah laut bersama sang ayah untuk mencari makanan. Berkat kepandaiannya memancing pula Hamish dapat meneguk minuman berkarbonasi yang selalu ia idamkan. "Saya tantangin pejabat yang usianya sudah 40-an, siapa yang dapat ikan paling besar akan dapat satu kardus Coca-Cola. Saya hanya mancing demi itu," ucap tunangan penyanyi Raisa Andriana ini.
Bermodalkan alat pancing tradisional berupa kail, Hamish nekat pergi ke tengah laut untuk memancing. "Mereka semua pakai alat pancing modern, kalau saya cuma tali. Waktu itu mancing malam-malam," ujarnya mengenang.
Malam itu usahanya tidak sia-sia. Hamish berhasil menangkap ikan terbesar di antara para pesaingnya. Dia pun mendapat satu kardus minuman berkarbonasi yang ia inginkan. "I'm so proud," kata pria kelahiran 8 Maret 1980 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo