Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENYANYI Dere mengisi waktu luang dengan memotret. Perempuan bernama lengkap Theresia Margaretha Gultom yang lahir pada 1 Juni 2002 itu punya hobi fotografi dengan kamera analog.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dere menuturkan, ada hal berbeda yang dia rasakan ketika menyanyi dan memotret. “Kalau bernyanyi lebih ke berempati kepada alam sekitar dan merasakan sensitivitas. Sedangkan fotografi bagi aku rasanya lebih rileks, di antara semua yang bergerak dan berputar, aku bisa mengabadikan momen itu, termasuk untuk diriku,” kata Dere kepada Tempo, Rabu, 31 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Dere, hampir setiap hal yang dia lihat bisa menjelma menjadi obyek foto. Dia paling menyukai obyek foto yang menampilkan sisi kemanusiaan. “Misalnya aku lagi berada di jalan atau suatu tempat, lalu aku melihat ada mobil jalan, ternyata betapa kecilnya kita di dunia ini,” ujar pelantun tembang “Kota” tersebut.
Dere juga gemar mengambil obyek foto berupa gestur atau siluet orang yang sedang berkegiatan. “Kalau wajah pasti perlu meminta izin kepada orangnya untuk menjadi obyek foto,” tutur penyanyi lulusan ajang pencarian bakat The Voice Kids Indonesia musim pertama itu.
Namun, saat kebanyakan orang suka mengunggah foto jepretan mereka ke media sosial, Dere lebih nyaman menyimpannya untuk diri sendiri. “Paling beberapa saja yang aku unggah di media sosial, sisanya aku simpan di notepad art sendiri,” ucap Dere, yang memiliki tujuh kamera analog.
Di samping terus memotret dengan kamera analog, Dere baru saja mengikuti kegiatan pendidikan Belajaraya 2024 yang digagas jaringan pendidikan Semua Murid Semua Guru. Dia mengungkapkan, dunia musik yang ia tekuni bisa menjadi media komunikasi dalam beragam bidang, termasuk pendidikan.
“Lewat musik kita bisa tahu lebih banyak sudut pandang, baik saat mendengar maupun saat menyanyikannya,” kata alumnus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Jepretan Humanis dengan Kamera Analog"