BULAN lalu, Haji Harsono Tjokroaminoto mengadakan perjalanan ke
Riau, Jambi dan Sumatera Selatan selama 10 hari. Biarpun dia
merasa pegal-pegal akibat perjalanan, gaya bicara Harsono masih
mantap. Masih sanggup menguraikan segala soal, juga tentang soal
umur dan pensiun. Pada pokoknya, Harsono tidak setuju kalau
seseorang pada umur 55 tahun sudah dipensiun, atau paling tidak
sudah menjalani MPP "Kita masih kuat kok- sudah dicopot?",
katanya. "Kan itu sama dengan disuruh mati pelan-pelan."
Dia sendiri sudah mengalami empat kali pensiun dari berbagai
jabatan di republik ini. Dua yang terakhir ialah pensiun sebagai
wakil perdana menteri dalam Kabinet Burhanuddin Harahap dan
sebagai anggota MPRS. Jabatan Harsono terakhir: anggota
DPA--sampai habisnya masa jabatan 23 Maret lalu.
Rupanya perkara umur cukup peka untuk Harsono. Kelahiran Madiun
65 tahun lalu ini tampaknya selalu tersinggung kalau wartawan
bertanya berapa umurnya. Atau mungkin juga lantaran sudah bosan
menjawab soal umur. "Itu melanggar kode etik," tukasnya dengan
cepat. "Bagi saya, perasaan tentang umur sama dengan perasaan
para wanita, yang juga selalu merahasiakan umur." Dan di
Tanjungpinang, tetap saja Harsono merahasiakan umurnya. "Umur
saya," katanya, "antara dua anggota DPA: yang paling tua dan
yang paling muda. Mayjen Alamsyah yang 49 tahun, dan R. Sukanto
yang kini sudah 71 tahun."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini