ANINDITO adalah putera sulung Nyonya Tjiptamurti, garwa (isteri)
ke Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Teman-temannya biasa
-memanggilnya Anin, biarpun di Yogya atau di rumah orang
sekeliling memanggilnya dengan sebutan ndara mas. Usianya kini
20 tahun, dan tahun kemarin berhasil masuk ITB. Cita-citanya
ingin jadi arsitek, "dan insya Allah bisa terlaksana," ujar
Anin.
Ketika ITB "hangat" tempo hari, Anin berada di Bandung. Dia juga
turut menjaga kampus. Katanya, dengan logat Jakarta: "Gua
bela-belain dateng jam 12 malem buat jaga. Nggak ada rasa
kepaksa." Dan dia kembali ke Jakarta bukan atas panggilan
orangtua, tapi karena kemauan sendiri.
Bekas murid SMA Jalan Batu ini memang lahir dan besar di
Jakarta. Turut pencak silat, senang berburu dan jadi pramuka.
Ketika masih di SMA termasuk anak yang biasa saja. Tidak senang
kebut-kebutan, tidak doyan keluyuran, lebih-lebih malam.
Setelah jam 18.00, Anin, keempat adiknya dan orangtuanya biasa
berkumpul untuk santap atau nonton teve. Ketika ayahnya masih
jadi Wakil Presiden, Anin juga harus dikawal ke mana pergi. Dia
tidak senang. "Misalnya begini," kata Anin mencoba menerangkan.
"Saya nongkrong makan soto di warung. Pengawal juga ikut
nongkrong. Nggak enak 'kan, kalau dia kagak ikut makan. Saya
tawari soto. Eh, jawabnya terimakasih melulu. Wah, gua jadi
kagak enak makannya. "
Salah seorang pengawal, ketika ditanya tentang hal itu,
menjawab: "Bukan apa-apa. Tapi kami ini melihat puteri Sultan,
putera raja, wah kami jadi lain sikapnya. Apalagi kalau kami
asal Yogya. Perasaan ini tidak ada pada anak pejabat lain."
Kini Anin dan keluarga Sultan tentu tidak dikawal lagi. Tapi
penduduk sekitar Jalan Mendut 21 merasa kehilangan sesuatu. Dulu
setiap Sabtu Pahing, mereka bisa nonton film yang biasa diputar
di depan rumah, di lapangan. Sabtu Pahing adalah wiyosan (hari
lahir) Sultan, dan sedikit "perayaan" ini dilakukan sejak 1975.
"Ini maunya ayah. Supaya mereka yang tidak mampu nonton di
bioskop, bisa nonton di tempat kami," menurut Anin.
Film yang diputar biasanya film komedi atau film anak-anak.
"Film Indonesia selalu diputar. Tapi sebangsa Akibat Pergaulan
Bebas sih enggak." Anin kemudian menyebut beberapa judul film
seperti Jangan Menangis Mama, Ibu Tiri, atau film-film Benyamin
S.
Ketika ditanya tentang enak-tidaknya jadi Wakil Presiden bagi
sang ayah, Anin cepat menjawab: "Babe jadi wakil presiden atau
kagak, eggak perlu.Sama saja kok." Anin merasa beruntung punya
ayah seperti Sri Sultan. "Babe pokoknya orangnya baik. Sabar,
kagak pernah marah. Kami tidak pernah merasa ketakutan di
hadapannya. Asal kami tahu diri aja."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini