Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENYAIR Joko Pinurbo atau Jokpin mengaku penasaran ihwal masih banyaknya peminat puisi belakangan ini, termasuk kaum muda. “Sebenarnya saya pengin tahu, sejauh mana puisi masih relevan, sedangkan teknologi digital makin menarik. Saya kira itu pertanyaan yang menggoda saya, walau saya sendiri belum mendapat jawabannya,” kata Jokpin kepada Tempo, Ahad, 10 September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama ini Jokpin merasakan puisi bisa meredam ritme hidupnya. “Jadi ritme hidup yang tergesa dan chaos bisa diredam dengan puisi sehingga puisi bisa menjadi tempat perhentian. Mungkin itu ya alasan anak muda makin menyukai puisi," ujar penyair yang lahir pada 11 Mei 1962 tersebut menerka-nerka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peraih penghargaan Southeast Asian Write Award 2014 ini juga meyakini puisi bisa mengubah atau paling tidak memberikan pengaruh, walau sedikit, bagi yang membacanya. Ia mengetahui hal tersebut dari testimoni yang disampaikan para pembaca karyanya.
“Saya pernah mendapatkan testimoni, ada orang bisa jadian lalu menikah karena puisi saya. Kalau tidak salah karena dihadiahi puisi saya,” tutur pengarang kumpulan puisi Di Bawah Kibaran Sarung dan Perjamuan Khong Guan ini.
Karena itu, ia sangat mendukung jika puisi disampaikan dalam bentuk apa pun. Misalnya tren musikalisasi puisi di jagat media sosial melalui aplikasi TikTok. Dia mengungkapkan, puisi bukan semata soal menulis bagus, tapi juga bagaimana karya sastra bisa dinikmati siapa saja dan menjadi pertunjukan yang menyenangkan.
“Walau saya pribadi tidak membuat akun TikTok karena dari generasi lama, saya sangat mendukung para penulis yang menjadikan aplikasi itu medium penyampaian puisi,” ucapnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo