KINI giliran Keraton Mangkunegaran dirundung sial. Sebuah patung penari wanita, yang terbuat dari kayu jati dengan tinggi sekitar 40 cm, hilang dari kamar Almarhumah Gusti Putri, permaisuri Sri Mangkunegoro VIII, yang meninggal tujuh tahun lalu. Kamar itu, yang terletak dekat keputren, selalu dirawat baik dan dijaga ketat sejak Gusti Putri tiada. Hanya tamu khusus yang diperbolehkan memasuki kamar luas yang penuh benda seni itu. Patung bedoyo yang hilang itu tak diketahui persis kapan lenyapnya. Maklum, kamar itu jarang dibuka. "Yang mencuri tentunya para tamu yang memasuki kamar itu," kata Mangkunegoro, pekan lalu. "Siapa orangnya, sulit dilacak." Bagi Mangkunegoro, 65, patung penari itu bukan termasuk benda pusaka, seperti keris. "Itu hanya benda pusaka cinta," katanya. Maksudnya, ketika masih hidup, patung itu sering ditimang-timang Gusti Putri. Pemahatnya dan kapan patung itu dibuat, menurut Mangkunegoro, tak diketahui pasti. "Sebelum saya lahir, patung itu sudah ada," kata Mangkunegoro dengan sedlh. Untuk mengganti "pusaka cinta" itu, Mangkunegoro sudah menghubungi Seniman Saptohudoyo di Yogyakarta. "Biarpun tak ada potretnya, saya sangat hafal wujud patung itu," ujar raja Mangkunegaran ini. Patung pengganti nantinya akan diletakkan di bekas tempat patung yang hilang - di meja marmar di kamar Gusti Putri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini