AYAH favorit berulang tahun, dua pekan lalu. Dan pada usia 50 itu, ia mengenang kembali masa kecilnya yang susah. "Kami tak punya perapian, dan tak cukup punya kaus kaki," tutur Bill Cosby bapak yang bahagia dan kocak dalam sebuah keluarga yang cenderung konservatif dalam serial TV tiap Sabtu sore, The Cosby Show. Ia lahir di sudut kumuh Philadelphia. Begitu miskinnya keluarganya, hingga Hari Natal, ketika orang lazim pergi ke gereja dengan pakaian baru, menjadi hari yang sangat meresahkan. Kini, dengan seorang istri dan lima anak ia merasa, "hidupku memang penuh dengan keberuntungan." Nasibnya meroket. Humornya bikin penonton muas, terpingkal-pingkal. Penghasilannya terus bertambah. Jadi juru bicara Kodak, tiga tahun, honornya US$ 6 juta. Kerja di Coca-Cola sepuluh hari, sejuta diperolehnya. Fatherhood, bukunya yang laris, menghasilkan 1,6 juta. Dan serial TV-nya diperkirakan memberikan penghasilan 4,4 juta. Diduga, tahun ini saja ia berpenghasilan 30 juta. Tapi itulah, tak ada manusia tanpa cela. Sarjana pendidikan yang sangat populer itu sangat tidak senang dimintai tanda tangan. Cosby dan keluarganya kini tinggal di rumah abad ke-19, penuh perabot antik nan mahal, di tanah pertanian yang luasnya lebih dari 80 ha (hampir seluas lapangan Monas, Jakarta) dekat Amherst, Massachusetts. Dulu, sebagai orang kaya baru, Bill sangat royal, menganggap uang seolah air. "Akhirnya saya bosan juga, dan kini saya mengelola penghasilan dengan serius," ujarnya. Sebab -- inilah hikmah dari kemiskinananya masa lalu: "Bila Anda datang dari keluarga miskin, Anda tak akan pernah ingin berutang."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini