MARLON Brando mencari surga di dunia dan ia menemukan Tetiaroa, sebuah pulau di Pasifik Selatan. Godfather yang kini 62 tahun itu menemukannya 23 tahun yang lalu. Yakni ketika ia membuat film Mutiny on the BoMnty. Tapi surga itu kini cerai-berai. Pertama, pulau itu beberapa waktu lalu dilanda topan. Kemudian, rumah mewah yang dibangun Brando di situ, yang tinggal atapnya saja belum selesai, dirubuhkan - atas permintaan Godfather itu sendiri. Sesungguhnya, pulau itu memang romantis. Brando membelinya sewaktu ia sedang pada puncak cintanya kepada Tarita, lawan mainnya dalam Mutiny. Mereka tak pernah menikah meski dua anak, perempuan dan laki-laki, lahir dari pasangan itu. Selanjutnya, Brando dan Tarita, wanita Polinesia yang sewaktu Mutiny dibuat masih 19, tetap berteman. Atas bujukan Tarita pula di pulau itu didirikan hotel dengan 40 kamar - dan tak pernah penuh. Malah pemeran Don Vitto Corleone ini tetap harus mengirimkan subsidi buat hotelnya. Toh, Brando tak pernah terang-terangan marah kepada Tarita. Meski, bila tiba waktunya ia harus mengirimkan uang ke Tetiaroa, ia selalu menggerutu. Mungkin karena rasa tanggung jawabnya terhadap dua anak yang diperolehnya dari Tarita, hotel dan pulau itu tak dijualnya. Bisa jadi, cinta Brando terhadap Tarita memang membekas dalam. Cewek ini dipilih Brando setelah sekian cewek Polinesia gagal dalam tes memerankan gadis asli Tahiti dalam Mutiny itu. Tes itu bukan tes kepintaran akting atau keayuan alami Tahiti. Tapi sejenis tes saraf. Seorang demi seorang para pelamar diminta naik ke kamar di lantai dua sebuah hotel. Brando sudah menunggu. Lalu tiba-tiba pengetes ini bilang, ia akan meloncat ke bawah dari jendela kamar. Semua saja para pelamar menjerit - maklum, aktor itu memang meyakinkan hendak bunuh diri benar-benar. Cuma Tarita, meski juga menjerit, menurut Brando, lebih berani daripada yang lain-lain. Setidaknya Tarita kemudian memang berani melakukan affair dengan pengetesnya, yang 20 tahun lebih tua dari dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini