Kumpulan sajaknya dikoreksi yassin tentang buku karya dewi motik

PAUS Sastra Indonesia, begitu julukan yang pernah disandang H.B. Jassin, 71 tahun. Kini ia sendiri yang memberi julukan: tukang kebun. "Saya ini ibarat penjaga kebun yang harus merawat semua bunga di taman," katanya. Dan salah satu bunga yang dirawatnya, bernama Dewi Motik Pramono. Ini bunga bukan sembarang bunga, karena Dewi Motik, wanita pengusaha dan Ketua Umum Iwapi Pusat. Kaitan dengan kebun dan bunga itu adalah buku Cintaku, Tuhanku. Ini kumpulan sajak bukan buku sayur-mayur. Kata Jassin, banyak orang bertanya, kenapa ia tertarik pada bunganya Dewi itu "Saya tetap menganggap karyanya adalah karya sastra, tapi tentu saja tidak dengan ukuran yang ketat," kata Jassin dengan tenang. "Bahasa puisinya saya perbaiki sedikit dan sedu sedan yang berkepanjangan saya coret." Buku ini bersajak tentang Nur Ilahi, kekuasaan, rakyat kecil, pemimpin, sampai AIDS dan kondom. Jeritan Dewi akhirnya bermuara pada Tuhan. "Hanya cinta kepada Tuhan yang tidak akan membuat kecewa," alasan Dewi. Untuk mencintai Tuhan, Dewi sering salat tahajud. Sebab katanya, cinta pada sesama manusia masih perlu diwaspadai karena bisa disakiti. Tapi karena disakiti itu, muncul rasa kesal, dan dari sana lahirlah pusi, yang mengagungkan Tuhan. Dunia memang berputar-putar.