JUWONO Sudarsono, 46 tahun, bilang, "Sebetulnya saya tidak mgln menjadi dekan." Kenapa? "Ya, saya 'kan orang Jawa. Biarpun sebetulnya Ingin, mesti pura-pura bilang nggak mau," katanya. Oho, begitu. Ia bergurau, atau malah mengejek sikap pura-pura yang kini banyak berjangkit di kalangan atas. Dan Selasa pekan lalu ia memang dilantik sebagai Dekan FISIP Universitas Indonesia, Depok. Juwono sudah dua kali memegang jabatan pembantu dekan. Pertama, pembantu bidang kemahasiswaan, lalu bidang akademis. Itu sebabnya ia tahu persoalan yang dihadapi banyak mahasiswa. Mahasiswa, katanya, lebih percaya diri tapi kurang serius belajar. "Terlalu banyak godaan untuk menghibur diri, bukan untuk belajar," ujarnya. Baru sebentar buka buku, godaan itu datang, misalnya ke pesta, disko, nonton video. "Namun, usaha mereka yang ngotot mendapatkan bahan bacaan sudah bagus," katanya lagi. "Tapi caranya yang salah, menyilet buku di perpustakaan." Tentang tantangan sebagai dekan, Juwono menyebut soal dana. Dana penelitian tahun ini tinggal Rp 8 juta. "Akan saya buktikan bahwa jiwa kejuangan ada di UI tidak hanya di TNI," ujarnya. Selamat berjuang!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini