Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seragam tanding tim nasional, kaus putih dengan garis hijau, dikenakannya dengan bangga. ”Terakhir kali saya nonton tim nasional berlaga di stadion ini adalah sewaktu kelas VI SD,” katanya mengingat-ingat. Sejak itu, seiring dengan terpuruknya prestasi tim nasional, Lutfi pun enggan menghabiskan waktu di stadion.
Tapi kali ini ia bahkan mentraktir kawan-kawannya dengan memborong 50 tiket seharga Rp 75 ribu per lembar. ”Kami bikin perjanjian selama pertandingan berlangsung, tidak boleh ada yang duduk,” katanya antusias. Sayang, reformasi cara menonton sepak bola ala Lutfi ini masih belum mangkus bagi kesuksesan tim nasional, yang tetap takluk 0-1 digulung tim Korea. ”Tidak apa-apa. Mereka sudah menyajikan kemampuan terbaik yang membanggakan,” katanya di akhir pertandingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo