Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBAGAI diplomat, dasi menjadi bagian tak terpisahkan dari Duta Besar Indonesia untuk Inggris Marty Natalegawa. ”Tapi sebetulnya koleksi dasi saya tak terlalu banyak, hanya sekitar 20,” katanya. Dari jumlah itu, lima di antaranya adalah dasi made in kampus seperti dari London School of Economics, Corpus Christi College University of Cambridge, dan satu dari Australian National University. Meski tak semewah rancangan desainer kelas dunia, dasi kampus punya tuahnya sendiri. Ketika bertemu Menteri Lingkungan Hidup Inggris Barry Gardiner, misalnya, alih-alih memakai dasi hijau yang bernuansa alam, Marty mengambil koleksi Corpus Christi yang bercorak garis merah muda dan abu-abu.
”Soalnya dia satu angkatan dengan saya,” ujar alumni jurusan hubungan internasional tahun 1984/1985 di kampus itu. Walhasil, obrolan pun jadi lebih cair dan akrab. Kiat serupa juga dilakukan Marty tatkala bertemu Panglima Angkatan Laut Inggris Sir Alan West, yang ternyata pernah duduk di bangku kampus yang sama. ”Dan benar saja, kami cepat tenggelam dalam topik-topik masa kuliah yang hangat,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo