S epulang dari Thailand, Baby Jim Aditya, 40 tahun, terperangah. Di sana, perempuan aktivis HIV/AIDS ini mengaku takjub dengan perlakuan pemerintah dan pemuka agama di Negeri Gajah Putih itu terhadap pengidap virus mematikan tersebut. Satu yang membuat tercengang. Di Lopburi, terdapat sebuah patung Buddha raksasa yang di sekelilingnya penuh dengan kantong yang berisi abu jenazah pengidap AIDS. Jumlahnya sekitar 10 ribu kantong.
Bagi Baby Siti Salamah, nama ketika masih gadisnya, hal itu merupakan sebuah kerendahan hati dari pemuka agama di sana. "Mereka bisa menerima pengidap HIV/AIDS," katanya. Selain itu, pemerintah di sana tengah membangun semacam rumah sakit besar yang mampu menampung sekitar 10 ribu pasien.
Namun, setiba di negeri sendiri, hatinya menciut lagi. Saat memberikan penyuluhan kepada murid sekolah dan mahasiswa di beberapa daerah, sikap para peserta masih seperti biasanya alias banyak main-mainnya. Hal yang lebih parah terjadi saat melakukan penyuluhan di tempat lokalisasi. Eh, bukannya target interes terhadap materi yang didapatinya. Pria-pria hidung belang malah mendekatinya. "Lagi-lagi, mereka menawar gue," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini