Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harpa sesaat tak mampir di pelukan Maya Hassan, 34 tahun. Itu terjadi ketika pemetik harpa ini harus menjadi Yasmin, istri penyakitan yang punya usaha binatu di film Koper. Jemari lentiknya juga tak menari pada senar-senar ketika pekan lalu ia didaulat menjadi Marie Van Houten, ibu tua Belanda yang tuli dan gemar marah-marah dalam teater Bintang Batavia 1902, di Gedung Kesenian Jakarta.
”Aku harus update diri, karena ada suatu masa statis dalam hidupku sehingga aku perlu melirik seni pertunjukan lain,” kata Maya.
Sebenarnya, lakon Betawi tempo dulu ini bukan pertunjukan teater pertama yang ia mainkan. Dalam produksi Eksotika Kharmawibhangga beberapa bulan lalu, Maya sudah main teater. Bedanya, di situ ia sambil memetik harpa. Saat bermain harpa Maya tidak mendapatkan interaksi dengan penonton. ”Nah, saat mendapat tawaran film dan teater Betawi ini, saya merasa jadi seniman utuh,” ucapnya.
Apa kesulitan yang ia hadapi di panggung teater dan film? ”Susah menghafal naskah. Not balok bisa aku lahap 15 halaman dalam tiga hari. Sedangkan film dan teater, satu halaman bisa tiga hari,” Maya tertawa sembari memperlihatkan kawat giginya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo