PELAWAK S. Bagyo ketemu "warga serumpun" di Departemen Kehakiman, Jumat malam pekan lalu. Itu bukan sejenis warga negara, atau warga kota, karena yang dimaksudkannya adalah Menteri Kehakiman Ismail Saleh. "Kita ini sama-sama anggota POOP, Persatuan Orang-Orang Pendek, jadi ya, tak perlu marah," kata Bagyo lebih lanjut. Ismail memang tidak marah, cuma menambah, "Orang pendek itu berpikirnya cepat. Dan yang pendek-pendek biasanya yang enak, misalnya kue-kue." Sambil terus melangkah, Menkeh dengan cepat terus memberondong, "Jadi, perlu ada undang-undang perlindungan orang pendek." Bagyo pun menyahut, "Pokoknya, perlu pendekisasi." Itu bukan sebuah diskusi scrius, meski berlangsung di Departemen Kehakiman. Itu acara lawak dalam syukuran departemen di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, tersebut setelah RUU Hak Cipta selesai dibahas oleh DPR-RI. Dan sebelum terpojok Ismail melempar peluru terakhir, "Ternyata, orang pendek laku bila jadi pelawak." Dan Bagyo pun menawarkan jasa, "Bagaimana kalau Pak Menteri saya lantik jadi pelawak?" Tak ada jawaban, kecuali tawa dan tepuk tangan hadirin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini