Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebulan terakhir, Daniel Mananta sedang giat berlatih lari untuk persiapan mengikuti Bali Marathon pada akhir Agustus nanti. Ini akan jadi maraton perdana bagi pria kelahiran Jakarta, 14 Agustus 1981, tersebut.
Daniel mengatakan ia harus meluangkan banyak waktu untuk berlatih lari dengan benar. Ia rutin berlatih bersama seorang pelatih, Budi Untoro, pada Selasa, Kamis, dan Minggu di lapangan terbuka. Pada hari lain, ia berlari di sekitar tempat tinggalnya.
Dari setiap latihan, ia perlahan menemukan metode berlari yang tepat dan cocok dengan kondisi tubuhnya. Ayunan tangan dan mengatur napas jadi salah satu faktor penentu nyaman-tidaknya berlari. "Gue jadi tahu teknik yang benar dan banyak hal yang diperbaiki, juga melatih makin disiplin," tutur Daniel saat dijumpai Tempo setelah berlatih di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa sore pekan lalu.
Mantan video jockey MTV ini juga mulai mengatasi masalahnya saat berlari jarak jauh. Daniel mengungkapkan, setiap kali ia berlari jarak jauh dan sudah menempuh jarak 17 kilometer, di benaknya muncul bisikan untuk berhenti saja. Saat itulah ia tergoda mengurangi kecepatan, mencari minum, dan kakinya terasa berat untuk terus berlari. "Gue jadi tahu kalau ada istilah kaki semen, yaitu kaki yang berat buat diajak lari lagi," ujarnya terkekeh.
Setelah ada pelatih, ia jadi tahu penyebab sering mengalami kaki semen. "Gue lapar. Antisipasinya, sekarang per 5 kilometer lari gue makan kurma sama minum. Jadinya pas masuk 17 kilometer perut masih aman," ucapnya. Daniel pun mempelajari hal penting lagi dari kegiatan maraton, yakni daya tahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo