Membela nasib bangsa

ARTIS Mesir terkemuka, Nadiah Lutfi semakin gigih membela nasib Palestina dan Libanon. "Saya tak akan pulang sebelum mereka kembali ke tanah airnya," ia berkata kepada Asshiraa, majalah politik terpandang di Libanon. Nadiah, dikenal sebagai Jane Fonda Timur Tengah, selalu mengenakan qutrah, surban khas Palestina berwarna hitam dan merah. Dengan menyandang kamera dan menggenggam tape-recorder tak henti-hentinya ia mengunjungi keluarga-keluarga pengungsi. "Palestina sudah menjadi darah daging saya," katanya. Keprihatinannya yang mendalam telah menghasilkan sebuah yayasan yang ia beri nama: Kelompok Solidaritas Nadiah Lutfi Untuk Palestina dan Libanon. Sambutan terhadap yayasan ini ternyata luar biasa. Tak kurang dari 18 ribu seniman dan penggemar ! Nadiah di Mesir menggabungkan diri. Dua minggu lalu tulisannya tentang tragedi keluarga Palestina muncul di harian Kuwait terbesar, Al Wathan. "Cita-cita orang Palestina hanya ingin kembali ke tanah airnya. Mengapa kita tidak mendukungnya?" Kebenciannya pada Israel berkembang sejak 1956. Perang antara Mesir dan Israel sebelas tahun berikutnya, benar-benar membuat Nadiah ikut turun ke medan laga. Dia berkeliling Afrika untuk mengutuk Zionisme. Tetapi ia menolak mengunjungi negara-negara Eropa dan Amerika yang terang-terangan pro-Israel. Nadiah juga ikut menyakslkan evakuasi PL0 di Beirut Sampai parau suaranya meneriakan dukungan kepada para pejuang PL0, yang kontan disambut dengan rentetan tembakan senjata ke udara.