SAMPAI Sabtu lalu, sudah sepekan aktris beken Marissa Haque, 23, berulang-alik mendatangi sebuah klinik bersalin di daerah Tebet, Jakarta Selatan, yang terletak tak jauh dari rumahnya. Ia, sekalipun tak mengenakan baju hamil, tampak mengobrol akrab dengan ibu-ibu yang tengah menunggu kelahiran anak mereka. Marissa hamil muda? Ternyata, bukan. "Saya sedang observasi tentang ibu-ibu hamil dan yang melahirkan," kata Icha, demikian panggilan akrab Marissa, yang mendapat kontrak baru untuk membintangi film Sebening Kaca. Bagi Icha, observasi itu menjadi keharusan. Lamanya tergantung berat atau tidaknya peran. "Untuk Sebening Kaca, saya hanya membutuhkan waktu seminggu," ujarnya. Dalam film ini, Marissa mendapat peran yang karakternya persis seperti dirinya: suka bertualang, tetapi tak pernah bersikap terbuka pada orang lain. Bedanya, "Dalam film ini, saya pakai hamil dan melahirkan segala, sedangkan merencanakan kawin saja pun saya belum." Observasi paling lama dilakukan Icha adalah ketika mendapat peran sebagai gadis bisu dalam film Matahari-Matahari garapan Arifin C. Noer. Ia membutuhkan waktu empat bulan bergaul dengan orang-orang tuna rungu. "Sekarang, saya mau menangis mendengar film itu menyangkut di Badan Sensor," ujar Icha. "Film sebagus itu, yang dipuji Menteri P & K, kok belum bisa dinikmati masyarakat. Siapa yang tidak prihatin?"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini