KAMPIUN Wimbledon 1985, Boris Becker, bagaikan mereguk "madu" dan "racun" ketika mengikuti turnamen tenis di Australia dua pekan lalu. Madunya adalah sambutan yang luar biasa dari penggemarnya. Bahkan, itu sudah dinikmati Becker di angkasa, ketika pramugari Singapore Airlines menyodorkan kue ulang tahun untuknya. Tiba di kamarnya, di Hotel Menzies Rialto, Melbourne, ia juga sudah dinanti setumpuk karangan bunga, kartu, dan telegram ulang tahun. "Seumur hidup, baru kali ini saya tidak merayakan ulang tahun di rumah," katanya. Becker pada 22 November lalu, hari kedatangannya di Benua Kanguru, genap 18 tahun. Racunnya? Kamis minggu silam, petenis Jerman Barat itu tumbang di tangan Michael Schapers, 26, pemain urutan ke-188 Asosiasi Tenis Profesional, di lapangan rumput Kooyong Melbourne. Servis geledek dan pukulan voli yang mematikan, senjata pamungkas Boris ketika merebut gelar di Wimbledon, tak sempat diperlihatkannya pada Turnamen Tenis Australia Terbuka. Ia menyerah, setelah bermain maraton, dengan angka: 6-1, 4-6, 6-7, 6-4, 3-6. "Saya tak siap bermain di lapangan rumput," kilahnya. Ia kemudian menambahkan, "Saya kalah, tetapi bukan Schapers yang menang." Schapers, asal Belanda, yang merasa dicemoohkan, kontan membalas, "Saya memang bermain baik dalam beberapa bulan terakhir ini." Walau kalah, Becker, yang, menempati unggulan keempat turnamen, tetap paling populer dan jadi incaran penggemarnya - terutama remaja wanita. Akibatnya, dua pengawal pribadinya kalang kabut mengamankannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini