INI cerita petinju kita, Adrianus Taroreh, dalam hal pukul-memukul. Peraih medali perak Asian Games Seoul 1986 ini menghajar roboh Leo alias Inyo. Wasit tidak memenangkan Yopi -- begitu panggilan si petinju -- karena memang tak ada wasit dan tak ada ring. Leo itu sopir mikrolet di Manado dan ia sempat pingsan tujuh hari di RSU Manado. Terpaksa, "wasit" polisi yang bertindak. Yopi diinapkan di rumah tahanan sejak Januari lalu -- peristiwa pemukulan itu memang sudah lama. Yang baru, cerita Yopi selama di rutan itu, "Saya malah berlatih serius di dalam sel," kata petinju 25 tahun ini. Ia tengah bersiap untuk kejuaraan Piala Presiden, Agustus nanti, di Jakarta. Dan berita lebih baru lagi, Kamis pekan lalu, Pengadilan Negeri Manado mengubah status Yopi menjadi tahanan rumah. Artinya, Yopi bisa berlatih di luar sel. Tapi apa di Manado kurang partner sehingga memukul sopir mikrolet? Bukan begitu. Yopi kesal ketika tahu ayahnya, sopir mikrolet jurusan Terminal Bahu-Desa Sea, sering diganggu Leo. Pada Januari itu, mikrolet ayah Yopi kehabisan bensin. Ketika itu mikrolet Leo datang dan bukan memberi bantuan malah membajak semua penumpang. Yopi yang baru lulus penataran P4 dan menjadi pegawai Kadit Sospol Sul-Ut ini sedang getol berlatih ketika dilapori ibunya tentang kejadian ini. Karena ia sedang "demam tinju", Leo pun dicari dan bak-buk-bak-buk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini