UPACARA syukuran hari jadi Merdeka ke-43, yang disatukan dengan hari jadi Indonesian Observer ke-33, dirayakan secara unik di Hotel Hyatt Aryaduta, Rabu malam pekan lalu. Sejumlah hadirin menerima hadiah yang berbeda karena jasa yang berbeda pula. Gubernur DKI Wiyogo Atmodarminto mendapat sebuah televisi. Jasanya, dia pembaca Merdeka yang paling banyak memberi kritik. Menteri Emil Salim mendapat radio, karena ikut menyumbangkan tulisan di saat awal berdirinya Indonesian Observer. Juga menerima hadiah, Menteri Penerangan Harmoko. Menurut pembawa acara, "Hadiah untuk seorang VIP ini karena sebagai mantan kartunis Merdeka." Hadirin tepuk tangan, apalagi disebutkan hadiah itu berupa kipas angin. "Wah, ini jangan-jangan disengaja," komentar Harmoko. Begitu ia menerima kipas angin, B.M. Diah mengambil mikrofon. "Semoga, kipas ini bisa lebih mendinginkan pikiran, terutama dalam menghadapi Merdeka," kata bos kedua koran ini. Usai pembagian hadiah, Harmoko ditodong untuk memberi sambutan. "Semoga, Merdeka panjang umur. Sebab, soal panjang umur ini buat pers perlu," katanya. Soal hadiah-hadiah itu, Nyonya Herawati Diah mcngatakan, tidak ada maksud apa-apa dan sudah melalui rapat dewan redaksi. "Nilainya hampir sama, kita dapat sponsor," katanya. Dan menurut B.M. Diah, oplah Merdeka merosot setelah adanya peringatan keras dari Departemen Penerangan. "Kita ini, pers, 'kan mesti hidup terus. Kita ini harus hati-hati," katanya. Jadi, perlu kipas angin juga?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini