Menggalang Dana Masyarakat

Kabar memprihatinkan itu sampai ke telepon seluler Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo, 27 tahun, awal Oktober lalu. Seorang bayi perempuan yang baru dilahirkan dibuang di kloset Rumah Sakit Siloam, Lippo Karawaci, Tangerang Selatan.

Dokter yang juga model dan pemain harpa itu pun berinisiatif menggalang dana untuk menolong bayi tersebut di wecare.id, situs crowdfunding yang dia buat bersama rekannya, Gigih. Dana yang terkumpul mencapai Rp 24,4 juta atau melampaui kebutuhan biaya perawatan Rp 20 juta. "Saya sangat takjub. Ternyata banyak yang ingin membantu," kata perempuan yang akrab disapa Mesty ini dalam acara Festival Orang Muda yang digelar Tempo Institute, 5 November lalu.

Mesty dan Gigih membuat situs itu tahun lalu. Tujuannya menghimpun dana bagi pasien tak mampu di seluruh Indonesia. Ide itu muncul saat Mesty bergabung dalam jaringan pemuda Global Shapers pada 2012. Mesty, yang sudah merambah banyak bidang, merasa ada yang kurang karena belum banyak membantu orang. "Saya sudah bermain musik, jadi model, dokter. Tapi apa yang sudah saya lakukan untuk orang lain?" ujar dokter yang tengah mengambil pendidikan spesialis anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Keinginannya semakin kuat ketika ia ditugasi ke Flores, Nusa Tenggara Timur, selama setahun setelah lulus sebagai dokter umum. Di sana ia mendapati fasilitas kesehatan kurang, juga pasien yang tak sanggup berobat karena tak punya uang. Kebanyakan dari mereka akhirnya pasrah. Mesty tergerak membantu mereka dengan mengumpulkan dana dari masyarakat. "Banyak orang yang ingin menyumbang tapi tak tahu ke mana," tuturnya.

Karena situs ini, majalah Forbes memasukkan nama Mesty ke "30 Under 30 Asia 2016". Ini daftar anak muda Asia berusia di bawah 30 tahun yang dianggap sebagai pemimpin menjanjikan, entrepreneur andal, dan game changer.