BOY Bolang, 33 tahun, promotor tinju prof dari BB Boxing yang
bulan lalu terbang ke New York, ngambek dan ogah pulang. Ia
merasa dijegal oleh KTI, Komisi Tinju (prof) Indonesia. Sebab,
belum lagi rampung usahanya untuk mendatangkan juara dunia tinju
kelas welter ringan Aaron Pryor atau Saoul Mamby, bagi penantang
kita Thomas Americo, tiba-tiba Brigjen Herman Sarens Sudiro
nyelonong menggantikan kedudukannya sebagai promotor. Atas
persetujuan KTI.
Boy sakit hati. "Kalau oknum-oknum KTI yang ada sekarang tidak
diganti, dan KTI masih bertindak sewenang-wenang, saya tidak
akan pulang," ujarnya, ketika TEMPO menghubunginya ke New York
per telepon. Pergantian promotor itu juga menyebabkan Boy tak
punya kesempatan mengembalikan uang yang sudah telanjur
dipinjamnya dari PT Aryo Seto (milik Sigit Suharto) Rp 20 juta,
dari Herlina Kassim Rp 20 juta dan dari Piet Haryono Rp 10 juta.
BB Boxing sendiri sudah mengeluarkan Rp 10 juta untuk ini-itu.
"Itu semua harus diganti KTI," kataya tegas.
Ia sudah mengirim surat kepada Adnan Buyung Nasution untuk
menuntut ganti rugi kepada KTI. Termasuk "ganti rugi cemarnya
nama BB Boxing, Rp 200 juta." Toh ia masih tetap segan balik.
'Saya 'kan sudah dancam," katanya, tanpa mau menyebutkan siapa
yang mengancamnya. Bahkan sebelum berangkat pun, katanya lagi,
di Halim Perdana Kusuma ia sempat ditahan alat negara. Dan
ketika Thommy Djorghi, rekannya, kembali dari New York, "sudah
ada tentara yang mau 'menjemput' saya."
Merasa sudah sulit mengembangkan karir di sini, ia lantas
memutuskan untuk kerja bersama promotor besar AS, Don King.
"Mungkin saya akan bertinju kembali. Petinju-petinju kroco saja
di sini (AS) bisa mendapat US$ 5000 sekali naik ring."
Bagaimana dengan keluarganya di Jakarta? "O, itu KTI yang mesti
kasih makan . . . !" Ia tertawa ngakak. Kemudian sambungnya:
"Istri saya sudah pasrah. Mereka bisa menyusul saya beberapa
tahun lagi, nanti . . . "
Di rumah kontrakannya di daerah Roxy, Jakarta, Ny. Rumpy Bolang
memang sudah pasrah. Meskipun "tadinya saya shock juga,"
ujarnya. lbu tiga anak itu lantas berpikir untuk melanjutkan
saja kegiatan BB Boxing di sini. Soalnya, "saya juga menanggung
beban moril karyawan suami saya." Untunglah banyak teman
suaminya yang datang membantu. Dan kini, ia mengajari
anak-anaknya berwiraswasta. Ny. Rumpy membuka warung 'es teler'
di muka rumahnya. Vina (10 tahun), Riva (8 tahun) dan Vikky (7
tahun) melayani para pembeli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini