HEBOH tentang 'siapa sebenarnya pengendali politik luar negeri
AS' masih belum usai. Alexander Meigs Haig Jr mengadakan
perjalanan pertamanya pekan lalu sebagai menlu.
Telah banyak kritik tentang dirinya yang suka menonjolkan diri.
Ketika terjadi percobaan pembunuhan Presiden Ronald Reagan,
misalnya, ia memberikan penjelasan kepada pers, terutama tentang
siapa pengambil keputusan selama Reagan absen. "Secara
konstitusional, anda mempunyai presiden, wakil presiden dan
menteri luar negeri," kata Haig.
Tanpa disadarinya urutan garis pengganti ini membuat heboh.
Karena, menurut kalangan Pentagon, bila presiden berhalangan,
menlu termasuk urutan ke-5.
Sebelum itu Haig menjadi sasaran kritik karena sikapnya yang
secara terbuka menyatakan keberatan terhadap pengangkatan Wakil
Presiden George Bush sebagai Ketua Tim bila terjadi keadaan
krisis. Dalam hal ini Haig yang pernah menjadi Kepala Staf
Gedung Putih di masa Presiden Nixon, ternyata bisa juga melucu.
Contoh:
Ketika makan malam bersama Menlu Israel Yitzhak Shamir, Haig
bercerita betapa ia bingung ketika Reagan menunjuknya sebagai
semacam vicar -- di sini berarti orang mewakili presiden. Haig
mencoba menghubungi teman lamanya, yaitu bekas Menlu Cyrus Vance
dan Henry Kissinger. "Saya minta mereka datang untuk
memberitahukan apa yang disebut 'vikaris' sesungguhnya."
Berkata Cy Vance, seperti dikutip llaig: "Jika anda bertemu
sendirian dengan presiden di Ruang Oval 3 kali dalam seminggu,
anda adalah vikaris." Tapi Kissinger yang punya rumusan lain
menyambung: "Tidak Al (panggilan untuk Haig), itu belum cukup
benar. Anda adalah 'vikaris' jika anda bertemu sendirian dengan
presiden 3 kali dalam seminggu, dan tiba-tiba ada telepon dari
Presiden Brezhnev, dan presiden berkata "Saya tidak bisa
menerimanya sekarang karena saya lagi sibuk. Tunggu setelah
selesai urusan saya dengan Henry."
Haig mengatakan ia bisa melakukan lebih dari itu. Umpamanya.
Bila datang telepon dari Brezhnev, presiden akan melihat kepada
menlu ini, dan dengan wajah yang muram ia akan berkata: "Ini Al,
telepon untuk anda."
Namun dengan senyum Haig segera rnenjelaskan lagi. "Ini tentu
baru bisa terjadi. Kalau tidak dalam kedaan krisis. Kalau ada
krisis, ia tentu akan memanggil wakil presiden," kata Haig.
Omongannya ini hanya suatu lelucon, tapi membantu meredakan
kritik terhadap sikapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini