Menikah dengan ricca rachim

DUNIA memang panggung sandiwara. Raja dangdut Rhoma Irama, 38, yang di pentas biasa menyelipkan ayat-ayat suci di sela-sela musiknya, dan setiap teriakan dakwahnya disambut tepuk tangan riuh pemujanya, ternyata di luar panggung tetap seorang artis - terlibat kawin cerai. Begitu sempurnanya "sandiwara" Rhoma, sampai-sampai perkawinannya dengan Ricca Rachim, 29, lebih dari setahun tidak terbetik sedikit pun pada istri pertamanya, Veronika, yang berdarah Manado. Baru 3 Mei lalu, Vero, 34, ibu tiga anak, yakin bahwa suaminya benar-benar digaet Ricca. Dan ia langsung minta cerai. Hari itu juga talak satu dijatuhkan Rhoma atas Vero, yang mendampingi pemusik itu selama 14 tahun. Pernikahannya dengan Ricca, yang tentu saja tidak seizin Vero, dan banyak dikritik sebagai tak sesuai dengan undang-undang perkawinan, dianggap Rhoma sebagai urusan sendiri. "Pokoknya, perkawinan saya dengan Ricca halal di mata Allah," kata Rhoma. "Pernikahan itu sah jika ada wali, saksi, mahar, dan mempelai. Dalam Alquran tak ada Kantor Urusan Agama." Rhoma, yang akhir-akhir ini tampak tegang, juga menolak membuka kisah cintanya dengan Ricca. Bahkan kapan persisnya mereka menikah juga simpang siur. Rhoma menyebutkan 31 Januari 1984. Pada kesempatan terpisah, Ricca menyebutkan tanggal 30 Januari 1984. Sementara itu, Veronika, yang memperoleh informasi dari sumber lain, menyatakan Desember 1983. "Pokoknya, tabu mengungkapkan aib sendiri," kata Rhoma. Alasan perkawinan Rhoma-Ricca juga macam-macam. Bagi Rhoma, itu jalan satu-satunya menghindari godaan wanita lain selain "kawin lebih baik dari berzina". Sedangkan alasan Ricca, "Bila Rhoma tak kawin dengan saya, toh ia bisa kawin dengan orang lain." Bagi Ricca, asal Solo, yang sudah mendampingi Rhoma dalam banyak film, ini pun perkawinannya yang kedua, setelah bercerai dengan Pengusaha Ismet Munir. Rhoma dan Ricca - yang lengket sejak pembuatan film Satria Bergitar - tentu saja bisa punya alasan. Tapi Veronika, pimpinan orkes melayu Soneta Girl, yang digaet Rhoma sesudah mentas di Tanjungkarang, Lampung, 1971, tetap saja tak bisa dibujuk. "Wanita mana yang tega dimadu," kata Vero. Selang dua pekan sesudah talak satu jatuh, Rhoma dan jandanya manggung bersama di gelanggang balap sepeda, Jakarta Timur. Di belakang pentas, Rhoma dikabarkan sempat mencubit gemas pipi Vero. (Bang Haji, kata orang, kalau mau tahu bagaimana cantiknya istri, memang setelah ia jadi janda). Bagaimana kalau rujuk? "Rujuk? Kemungkinannya tipis sekali, selama dia dalam kondisi mendua," kata Vero. Ia menambahkan, "Justru dari perceraian ini saya mendapatkan ketenangan yang sebenarnya." Vero dan Debby, 13, anak pertamanya, kini tinggal di rumah kontrakan di Pondok Indah, Jakarta Selatan. "Saya berharap dua anak saya yang lain segera ikut saya," kata Vero. Fiqih dan Romy, dua adik Debby ikut ibu tirinya di Pondok Jaya, yang berjarak sekitar 10 km dari tempat tinggal Vero. Akankah Vero mencarikan ayah baru untuk ketiga anaknya ? "Pada saat saya guncang ini memang ada seorang lelaki yang mencoba memahami saya. Dan saya tak menyangkanya," kata Vero terus terang. "Lelaki itu seorang insinyur. Pokoknya, segalanya melebihi Rhoma." Vero menolak menyebutkan nama lelaki itu.