MOCHAMAD Nazir Isa, 72 tahun, KSAL RI pertama, Menteri
Pelayaran dalam Kabinet Djuanda, Dubes RI di Swiss dan Vatikan,
meninggalkan kita Senin pekan lalu. "Bang Nazir pergi menyusul
kakaknya yang meninggal tiga bulan lalu," kata Bachtiar Isa
seorang adik tirinya yang tinggal di Sumenep, Madura. Bachtiar
mengaku sangat rindu pada abangnya dan menerima interlokal
tentang kematian tersebut justru ketika sedang berangkat ke
Jakarta. Almarhum penderita sakit jantung.
"Bang Nazir yang paling ganteng di antara kami. Ia tak mau
menikah akibat cintanya pada seorang gadis Eropa tak direstui
keluarga," kata Bachtiar. Nazir lahir di Maninjau, Sumatera
Barat, 1910. Setamat sekolah menengah (HBS) ia melanjutkan
belajar ke Sekolah Tinggi Pelayaran di Vlessingen, Negeri
Belanda.
Sesudah pensiun, 1969, Laksamana Muda Purnawirawan ini tinggal
bersama kakaknya, di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Oom
Nazir suka es krim," kata Ny Masli Arman, kemanakan yang dekat
dengannya. Masli menangis kalau ingat pamannya yang meninggal
tiba-tiba. "Sehari sebelumnya saya janji akan menraktir makan
ayam goreng Kentucky," kata Masli yang menikah di rumah Nazir
semasa di Roma.
Terakhir nama Nazir disebut-sebut sebagai salah satu
penandatangan Petisi 50. Konon ia berpesan tak mau dimakamkan di
Kalibata. Ia memilih Tanah Kusir, dekat makam Buya Hamka.
Laksamana TNI Waluyo Sugito, KSAL sekarang, memimpin upacara
pemakamannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini