NAMA Datuk Harun Idris, yang tenar sekitar 1970-an di Malaysia,
kini muncul lagi. Dipecat dari pimpinan partai (UMNO) yang
berkuasa tahun 1976 oleh PM Datuk Hussein Onn, ia pekan lalu
dibebaskan setelah mendekam di penjara selama 3« tahun. Secara
resmi pengampunan datang dari Yang Dipertuan Agong berkenaan
dengan hari Kemerdekaan Malaysia ke-25, tapi tentu dengan
keputusan dari kantor PM Mahathir Mohamad.
Datuk Harun telah dijatuhi hukuman 6 tahun karena terlibat
korupsi. Setiap pemerintah yang mau membebaskan bekas Menteri
Besar Selangor itu menimbulkan berbagai spekulasi politik.
Apalagi Mahathir yang menggantikan Datuk Hussein Onn tahun lalu
kini tengah gencar melancarkan kampanye "pemerintah bersih". Ia
sedang rajin menindak anak buahnya yang terlibat korupsi.
Datuk Harun diajukan ke pengadilan dalam 2 sidang terpisah,
yaitu tahun 1976 dan 1977. Sebagai Menteri Besar Selangor ia
diadili dengan tuduhan menerima suap M$250.000 (US$ 105.000).
Kasus ini berkaitan dengan pengalihan tanah negara ke Bank
Hongkong dan Shanghai di Kuala Lumpur. Karenanya, ia dihukum 2
tahun.
Belum sempat menjalani hukumannya, Harun Idris awal 1977 mesti
diadili lagi. Kali ini ia dituduh melakukan korupsi di Bank
Rakyat, bank pemerintah yang dipimpinnya. Bersama kedua
pembantunya, ia dituduh menyelewengkan uang negara untuk
menyelenggarakan dan menutup biaya pertandingan tinju antara
Mohammad Ali dan Joe Bugner di Kuala Lumpur (Juli 1975). Untuk
itu ia dijatuhi hukuman 4 tahun lagi.
Selama Hussein Onn menjadi kepala pemerintahan, upayanya untuk
bebas dari hukuman selalu kandas. Pengadilan banding menolak
pembelaan dan sangkalannya. Bahkan kemudian pengadilan tinggi
mengukuhkan hukuman total 6 tahun penjara. Ketika itu boleh
dibilang tanpa harapan baginya bisa bebas lebih dini. Tapi
Agustus lalu -- dengan Datuk Mahathir Mohamad sebagai perdana
menteri -- Harun Idris mendapat remisi. Kewajibannya tinggal di
ruang VIP penjara Kuala Lumpur sejak Maret 1978 hauya 40 bulan.
Artinya, masa hukuman yang harus dijalani selesai minggu lalu.
Ia memperoleh pengampunan -- biasa diberikan Yang Dipertuan
Agong pada Hari Kemerdekaan -- bersama 47 orang yang ditahan
berdasarkan Undang-undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) dan 268
narapidana lainnya.
Pembebasannya itu, membuka lagi peluang bagi Datuk Harun untuk
terjun ke gelanggang politik. Di kalangan partai, ia masih
tergolong "tiga besar" yang berpengaruh, menempati urutan
setelah Mahathir dan Musa Hitam, masing-masing sebagai presiden
dan wakil presiden partai. Sebagai contoh, setelah kantor
perdana menteri mengumumkan remisinya, banyak pendukung Datuk
Harun bersorak sorai dan meramalkan ia akan bangkit lagi. Boleh
dibilang, ia tinggal maju satu-dua langkah saja untuk bisa
meraih pucuk pimpinan UMNO -- yang berarti juga menjadi perdana
menteri.
Tatkala pamornya lagi menanjak akhir 1960-an sampai awal 1970-an
-- Menteri Besar Selangor ini juga memangku jabatan penting
dalam UMNO, sebagai ketua bidang pemuda. Ia juga menjadi
Direktur Bank Rakyat milik pemerintah. Karena popularitasnya di
partai, ia punya peluang besar untuk merebut kursi PM -- yang
ketika itu diduduki Hussein Onn.
Namun jalan Datuk Harun kini tidak semulus 6 tahun silam.
Usianya sudah lanjut, 57 tahun. Saingannya, Mahathir dan Musa
Hitam -- yang kelihatan semakin kokoh dalam pemerintahan --
masih lebih muda. Dan keduanya diduga menilai Datuk Harun masih
berguna dalam UMNO tapi tak berpotensi lagi menjadi tokoh utama.
"Pasaran" srekulasi para pengamat politik di Malaysia ialah
Datuk Harun bakal mendapat kursi sekjen. Dan akan terbuka
peluang baginya mungkin sebagai kingmaker, tokoh berpengaruh
yang mengatur di belakang layar. Ringkasnya, dia belum
kehilangan kharisma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini