Meninggal Dunia

GURUBESAR yang biasa menyapa mahasiswanya dengan "ananda", Prof. Notosusanto SH (74) -- ahli Hukum Islam dan salah seorang pendiri Universitas Gajahmada -- Senin pagi 30 April berpulang ke rahmatullah setelah dirawat 4 hari di rumah sakit Panti Rapih, Yogya. Almarhum keluaran Sekolah Tinggi Hukum (RHS) Batavia 1932. Sejak 1 September 1951 diangkat menjadi Gurubesar Fakultas Hukum UGM. Dua tahun kemudian bertugas ke Mesir dua bulan untuk memperdalam Hukum Intergentiel dan Hukum Islam. Akhir 1974 pensiun, tapi segera diangkat kembali sebagai gurubesar honorer. Sedang di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogya sejak 1974 menjabat sebagai Dekan di samping memberikan mata kuliah Tata Hukum, Hukum Perdata Internasional dan Hukum Agraria. Jabatannya sebagai Dekan dipegangnya sampai tahun lalu. Beliau dikenang sebagai gurubesar yang lapang hati, teliti dan yang terutama: sederhana. Tidak seperti biasanya seorang gurubesar UGM meninggal, kali ini tidak dilakukan upacara di Balairung UGM -- menuruti pesan Almarhum sendiri lewat keluar ganya. Bahkan juga dipesankan agar keranda tidak usah ditutup kain satin yang gemerlap, juga tak perlu diberi kembang segala. "Nampaknya itu cermin kesederhanaan Almarhum semasa hidupnya," kata Toto Pandoyo SH, sekretaris FH-UGM. Dikebumikan di makam keluarga UGM di Sendowo, Bulaksumur, Yogya, almarhum Prof. Notosusanto SH meninggalkan seorang isteri dan 3 putera -- satu di antaranya Brigjen Dr. Nugroho Notosusanto, kini Kepala Pusat Sejarah ABRI di Jakarta.