RADEN Haji Letnan Jenderal Muhammad Yogie Suardi Memet, 57, Ahad lalu, sudah resmi "diadopsi" menjadi mamak (paman) dari setengah juta jiwa orang Minang yang tinggal di Jawa Barat. Soalnya, Gubernur Jawa Barat yang dikenal pendiam itu dipandang punya bakat kepemimpinan, berwibawa, dan disiplin menjalankan agama Islam. Bekas Pangdam Siliwangi kelahiran Cirebon itu sudah sepakat jadi mamak awal Juli lalu. Rangkaian upacara penobatannya dimulai Jumat pekan lalu dengan acard Mambao Antaran: mengantarkan pakaian kebesaran buat mamak dan mintuo (istri mamak). Tak kurang dari 30 warga Minang, mewakili berbagai profesi, misalnya pedagang Pasar Kembang di Bandung berbondong ke Gedung Pakuan, Gubernuran. Tapi upacara ini tak sebagaimana adat Minang yang bertele-tele makan waktu berhari-hari. Untuk Yogie hanya perlu waktu 45 menit, "Di mana bumi dipijak, di situ langiek dijujuang Beliau 'kan sibuk, sehingga kami pun menyesuaikan diri," kata Malako. Lalu dengan gelar itu, hak apa yang dimiliki Yogie? Setelah jadi mamak, menurut Malako, orang berhak menegur atau memarahi para kemanakannya. Nah, dalam kesempatan memberi sambutan, Yogie meminta, "Agar kemanakan-kemanakan saya dari Minang ini disiplin dalam bermasyarakat dan beragama. Termasuk membayar pajak." Ah dia masih menyebut "dari Minang". Padahal, itu tak perlu lagi, Mamak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini