MEMBACA berita ajudan ini menipu, ajudan ini masuk penjara, walau diberi tanda kutip, ya, saya jadi nggak enak juga. Tapi saya tak merasa dirugikan, apalagi diuntungkan," kata ajudan -- yang ini pasti asli -- Menteri P dan K, Harjono. Ayah tiga anak yang sudah mendampingi sejumlah menteri termasuk Prof. Dr. Fuad Hassan ini memang mengaku risi dengan pemberitaan di sekitar ajudan palsu yang ditangkap di Semarang itu. Terus terang Harjono yang tinggi dan ganteng ini mengakui untuk menjadi ajudan ia tak membekali dirinya dengan kepandaian silat, "Apalagi sampai melatih naik helikopter seperti ajudan menteri yang palsu itu," katanya. "Ajudan" yang ditangkap polisi memang mengaku-aku sedang akan berlatih mengemudikan helikopter. Di Semarang, tempat terbongkar rahasianya, "ajudan" yang ternyata pelarian dari Lembaga Pemasyarakatan Sukabumi, Jawa Barat, bertanya-tanya hotel mana yang bisa didarati helikopter. Bagi Harjono, yang penting bukan helikopter atau apa, tapi "pasang mata, pasang telinga, dan bicara hati-hati. Itu resep saya," kata lelaki 45 kelahiran Probolinggo, Jawa Timur. Tentang Fuad, Harjono mengatakan sangat familiar. Malah oleh Fuad ia tidak disebut ajudan, tetapi sejawat kerja. Apa komentar Fuad Hassan? "Ajudan palsu? Alah. . . jangan dibesar-besarkan," jawabnya sambil menyemburkan asap rokok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini