Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menyibak rahasia makam firaun

Dormion dan goidin, mencoba menyibak keajaiban firamid chepos dengan gravitimeter. penelitian tersebut mengungkapkan adanya lapisan semen dan pasir untuk mencegah adanya pencemaran benda purbakala. (ilt)

20 September 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APA yang akan Anda katakan tentang piramid-piramid Mesir, makam para firaun, yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu? Fantastis? Ini memang karya arsitek yang luar biasa. Para ahli Mesir sampai sekarang belum berhasil mengungkap rahasia di balik kubur para raja itu secara tuntas. Belum lama berselang, dua arsitek Prancis, Gilles Dormion dan Jean-Patrice Goidin, mencoba mengungkap rahasia Piramid Cheops dengan mempergunakan gravitimeter, yang biasa dipakai para insinyur sipil untuk mendeteksi keretakan pada fondasi bangunan pusat tenaga nuklir atau dam listrik tenaga air. Mereka mendeteksi adanya ruangan, yang sebelumnya tak dikenal, di balik dinding setebal delapan kaki, pada gang menuju kamar Ratu, yang terletak jauh di dalam piramid. Menurut Dormion dan Goidin, ruangan rahasia itu berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta, dan sekaligus menjadi gang ke ruang pemakaman yang hanya boleh diketahui orang-orang kepercayaan Firaun. Mumi Ratu Cheops diduga masih terbaring di sana tanpa terusik selama 4.600 tahun. Dua arkeolog amatir Prancis, nama mereka tak disebutkan, yang dibantu oleh sejumlah teknisi perusahaan listrik nasional, membuat tiga buah lubang pada dinding setebal delapan kaki itu. Tapi bor mereka tertumbuk lapisan semen dan butir pasir setebal satu kaki. Dua pekan lalu, pengeboran dihentikan. Menurut juru bicara tim, alat pengebor yang mereka pergunakan tidak cocok untuk menembus pasir. Tapi kedua arkeolog itu, juga tim supervisi Mesir, yakin penumpukan pasir tersebut erat kaitannya dalam meredam gempa, yang bisa meruntuhkan piramid. Direktur urusan benda-benda purbakala Mesir, Ahmed Kadry, menambahkan tim arkeologi Prancis juga menemukan batu gamping, bahan yang dipakai untuk pembuatan patung dan ornamen, dan hampir tak digunakan dalam pendirian piramid. Ia juga yakin ada ruangan rahasia, dan tumpukan pasir di sekeliling dinding dalam piramid. Andai kata betul ada ruangan yang disebut Arsitek Dormion dan Goidin itu, guna mencegah benda-benda purbakala di situ dari pencemaran, teknik yang bakal dipakai buat menyelidikinya adalah memasukkan tabung baja berisikan sejumlah lensa dan sistem penerangan ke lubang di dinding dalam piamid. Lalu pengintipan dan pemotretan dilakukan lewat tabung baja tersebut -- cara yang pernah dipakai dalam penggalian makam Etruscan di Italia. Pemotretan yang direncanakan di dalam piramid, antara lain sebagai usaha melindungi lukisan dinding pada kuburan Ratu Nefertari, istri favorit Raja Ramses II, yang diperkirakan dibuat 3.200 tahun silam. Soalnya, lukisan itu sudah mulai rusak oleh lapisan garam yang terbawa lewat resapan air. Tak cuma itu usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan lukisan kuno yang tak ternilai harganya tersebut. Direktorat urusan benda-benda purbakala Mesir bekerja sama dengan Institut Konservasi Getty, California, juga akan memakai laser microluminescence spectroscopy -- metode pengidentifikasian benda-benda organik yang bergatis tengah seperjuta meter. Tujuannya untuk mendiagnosa kerusakan lukisan dan cara perawatannya. Untuk penyelidikan muminya akan dipergunakan computer-ailed tomography -- alat yang dipakai untuk menemukan tumor pada manusia. Dengan alat ini seorang arkeolog akan mengetahui gambaran lengkap mengenal mumi itu, dan tanpa mengotak-atik tubuhnya seperti selama ini. Usaha melindungi piramid dan isi di dalamnya dari bahaya polusi dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain dengan pemotretan lewat pengindriaan jarak jauh -- menggunakan satelit Landsat 5 pada 22 Juni lalu. Dari foto yang diambil Landsat 5 itu terlihat adanya celah di antara bukit-bukit yang mengelilingi piramid, dan saluran untuk mengalirkan air hujan. Menurut Farouk el Baz, Direktur Pusat Pengindriaan Jarak Jauh Boston University, AS, dengan bantuan foto satelit itu, tim konservasi bisa menentukan letak sumber air tersebut, dan mengapa menghilang. Dari situ, antara lain bisa diketahui penyebab kerusakan makam dalam piramid. Pemakaian alat pengindriaan jarak jauh ini baru pertama kali digunakan dalam arkeologi. Landsat 5, kata El Baz, juga mengirimkan foto tentang terowongan udara di kaki Piramid Cheops. Para ahli Mesir, diperkirakan bulan depan, akan membolongi kembali lubang angin yang tertutup batu gamping tersebut dengan mesin penyedot hawa, seperti yang dipakai untuk mengambil debu di Planet Mars. Dari hasilnya diharapkan akan diketahui tingkat karbon dioksida di atmosfer pada masa lalu. Diperkirakan, dalam waktu dekat, rahasia piramid dan isinya, yang selama ini penuh teka-teki, akan segera terungkap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus