DUA anak muda yang pernah "nakal", akhir pekan lalu muncul bersama di televisi, sebagai pemain film. Arief Rachman, bekas dosen IKIP Jakarta, bekas guru bahasa Inggris di layar televisi, bermain sebagai lurah. Bambang Sulistomo, putra Almarhum Bung Tomo itu, berperan sebagai pengacara yang pulang kampung membangun desa lewat koperasi. Memang, Arief dan Sulistomo bermain untuk film jenis propaganda kali ini memasyarakatkan Pancasila. Film Senyum Seorang Tokoh ini, tentu saja, produksi BP7 DKI. "Saya sudah menjadi penatar di BP7 DKI, dan film bagi saya bukan barang baru," ujar Arief, yang lulus sepuluh besar penataran P4 angkatan ke-32 BP7 Pusat. Film pertamanya, Tirai-Tirai, disiarkan Desember tahun lalu. Di situ Arief menjadi Ketua RW, jadi sekarang perannya meningkat karena menjadi lurah. "Murid saya pun tak lagi memanggil Pak RW, tapi sudah Pak Lurah," kata Kepala Sekolah SMA Proyek Perintis Sekolah Pembangunan IKIP Rawamangun ini. Bambang Sulistomo juga orang dalam di BP7 DKI. Ia menjabat Wakil Pemimpin Redaksi majalah Komunikasi BP7 DKI. "Saya selalu memihak masyarakat, buat apa saya menyenangkan pihak tertentu," katanya. Maka, dikisahkan dalam film itu Tomo yunior sebagai pengacara sukses memperjuangkan kepentingan orang banyak. "Soalnya, filmnya gombal-gombalan," katanya sembari terkekeh-kekeh. Seperti halnya Arief, Sulistomo juga dua kali bermain film produksi BP7 DKI. Yang pertama film Sobat Muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini