SEBELUM upacara serius itu, Keraton Solo dimeriahkan oleh pementasan wayang orang. Berlangsung di Bangsal Morokoto, Sabtu pekan lalu, hampir saja wayang ini berbelok jadi pertunjukan lawak. Bagaimana tidak. Sebab cerita Sita Obong yang dimainkan oleh gabungan mahasiswa UNS Surakarta dan kerabat keraton disusupi tukang ngebanyol dari Jakarta. Seekor kera dari pasukan Rama diperankan oleh Dono. Dua raksasa, dari sekian banyak raksasa, dimainkan oreh Indro dan Kasino. Ketiganya pelawak Warung Kopi Prambors. Seru. Perang, yang semula serius, belakangan jadi konyol, gara-gara Dono mengambil pistol-pistolan. "Ini kera Rambo, ayo, raksasa maju!" teriaknya. Yang berani menandingi tentu saja raksasa Indro dan Kasino. Setelah perang konyol itu, kera berhasil menawan dua raksasa yang lalu dihadapkan kepada bos, yakni Rama. Yang kemudian terjadi bukan adegan pengadilan perang. Tapi, dua raksasa dan seekor kera tersebut membaca puisi (yang sudah tentu puisi humor). Bukan cuma penonton yang membayar Rp 3.000-Rp 5.000 yang tertawa terus, bahkan para pemain yang lain. Ketika Dewi Sita muncul, kera itu langsung menyembah, "Waduh, Sinto, panjenengan siip, lho, waduh." Waduh, Dewi Sita diperankan oleh G.R.A.Y. Kus Suwiyah, yang mestinya tampil anggun, tak bisa menahan ketawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini