Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Berkunjung ke indonesia

Presiden malta, agatha barbara, 63, menjadi tamu indonesia, selama 5 hari. banyak oleh-oleh yang dibawanya dari bali, terutama lukisan dan barang kerajinan yang kecil-kecil. (pt)

22 November 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALTA yang populer di sini adalah merk minuman, Frezzy Malta. Padahal, Malta, tanpa Frezzy, sebuah negara berdaulat di Laut Tengah, yang bendera kebangsaannya juga merah-putih -- cuma, dua warna itu berdampingan horisontal. Agatha Barbara, 63, belum menikah, presiden negeri kecil itu, Sabtu pekan lalu meninggalkan Bali setelah lima hari menjadi tamu di Indonesia. Banyak oleh-oleh yang dibawanya dari Bali, terutama lukisan dan barang kerajinan yang kecil-kecil. Sementara itu, bibit pohon kamboja, bunga kembang kertas, dan bunga merak baru dipesannya, untuk kemudian dikirimkan ke Malta. Ini flora khas Bali, dan Agatha mcminta yang berwarna merah, warna kegemaran presiden wanita ini. Satu lagi, yang bakal jadi warga negara berpenduduk sekitar 362.000 -- sedikit lebih dari 5% warga DKI Jakarta -- yakni monyet Bali. "Semua pesanannya itu siap kita kirimkan, termasuk monyet," kata Wagub Bali, I Dewa Gede Oka, yang mendampingi tamu negara. Selain mengagumi -- monyetnya, Agatha -- yang sebelumnya pernah menjadi menteri pendidikan, tenaga kerja, kebudayaan, dan kesejahteraan -- juga mengagumi orangnya. Bukan lalu ia pun memesan orang Bali, maksudnya, ia ingin sekali membawa rombongan kesenian Bali ke negeri yang luasnya tak lebih dari 320 km2 kurang dari setengah luas wilayah DKI Jakarta. Untuk sementara, maksudnya ini hanya kesampaian lewat rekaman kaset video. Agaknya, negara yang baru resmi merdeka, dan masuk Persemakmuran pada 1974, terhitung negara yang berhemat setidaknya begitulah sikap kepala negaranya. Umpamanya, rombongan terdiri dari 20 orang ini naik pesawat komersial biasa. Ketika mengun jungi galeri pematung Ida Bagus Tilem di Gianyar, ia berkali-kali memegang patung, lalu meletakkannya kembali setelah mendengar harganya yang ratusan dolar. Baru di Koperasi Kerajinan Sanggraha Kriya Astha, Denpasar, tamu negara yang sederhana ini membeli patung-patung kecil dari kayu eben. Sebagai salah seorang presiden wanita (sejak 1982) ia tak menghadapi masalah-masalah keras, dibandingkan "rekan"-nya, Cory Aquino, yang kini memimpin Filipina. Soalnya, di Malta, bekas koloni Inggris, tak pernah terdengar ribut-ribut. Agatha, mestinya, juga tak akan menghadapi nasib sebagaimana Maria Estella Peron. Presiden wanita Argentina itu, yang menggantikan suaminya pada Juli 1974, dua tahun kemudian dikup oleh pihak militer. Sebelum diringkus, ia sempat mencabut pistolnya. Indonesia memang tak punya perwakilan di Malta. Duta besar Indonesia untuk Italialah yang merangkap duta untuk negeri yang terletak sekitar 90 km di utara kampung mafia, Sisilia, itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus