DELAPAN orang dari Perwalian Umat Budhis Indonesia (Walubi)
Jumat pekan lalu mendatangi kantor H. Boediardjo, itu bekas
Menpen yang kini mengelola PT Taman Wisata Candi Borobudur dan
Prambanan. Di lantai 10 Gedung Sarinah, Jakarta, para tamu
menyatakan keresahan tentang nasib Candi Borobudur jika sudah
dikomersialkan kelak.
"Bagaimanapun, menurut umat Budha, Borobudur itu suci. Juga
tanahnya," kata Suparto HS, Ketua Umum Walubi. Kalau sudah
dikomersiatkan ia khawatir peribadatan seperti Waicak, Asadha
dan upacara Kathina akan terganggu.
"Jika candi itu dihormati, dewa akan turun melindungi kita
semua," sambung Oka Diputhera, salah seorang Dewan Pimpinan
Walubi. Tapi, karena sekarang candi itu tak dihormati lagi,
"Dewa telah marah. Sehingga, terjadi tabrakan kereta api dan
Tampomas II tenggelam. Percaya atau tidak, Borobudur memiliki
kekuatan yang besar," katanya lagi, dengan nada keras.
Yang digugat hanya tersenyum. Malah menambahkan, "mengapa tidak
disebutkan sekalian kecelakaan bis dan lain-lain yang terjadi
tiap hari?" kata Boediardjo. Namun akhirnya ia menjelaskan duduk
soal sebenarnya.
"Semua yang saudara resahkan itu tidak benar. Dan bukankah semua
itu masih dalam rencana?" Ia juga membantah bahwa untuk
kepentingan pariwisata, di sana akan dibangun hotel, kelab malam
dan tempat mandi uap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini