Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Ngunduh mantu menikah

Tony tjokroprianoto, 25, putra bungsu gubernur dki tjokropranolo, menikah dengan dini dinaryati dimyati, 23, cucu husni thamrin. acara ngunduh mantu diadakan di taman suropati. (pt)

7 April 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN ini, untuk Gubernur DKI Tjokropranolo barangkali tahun yang cukup banyak kesan. Pertarna dia melakukan umroh. Kemudian dilantik jadi Penjabat Gubernur. Mendapat cucu laki-laki yang pertama. Dilantik lagi jadi gubernur untuk 5 tahun mendatang. Yan terakhir: dia ngunduh mantu, 4 Nopember kemarin. Si bungsu Tony Tjokropriatono, 25, memetik cucu Husni Thamrin (dari pihak ibu), bernama Dini Dinaryati Dimati, 23. Akad nikah di Bogor di rumah orangtua Dini, dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertindak sebagai saksi. Tanggal 3 Oktsber malam harinya, pesta perkawinan di Bali Room Hotel Indonesia Sheraton, dan lima hari kemudian acara ngunduh matu di Tanan Suropati, tempat kediaman resmi Gubernur. Presiden Suharto dan Nyonya Tien hadir dalam upacara itu. Juga beberapa pejabat seperti Amirmachmud, Cysref Thyeb, Adam Malik, M. Sadli dan Selo Sumardjan. Kini, mahasiswa tingkat V Fakultas Psikologi UI masih akan terus kulian. Tubuhnya kecil mungil tapi tidak pendek. Teman-teman sekampusnya menyebut Dini 'si lembut', karena bicaranya selalu kalem dan tidak pernan teriak. Dia juga gesit membimbing para kurcaci di istana kanak-kanak yang disuhnya bersama Kak Seto, si pemuda pemain sulap, di Monas. Tony, lulusan Akademi Migas Cepu, kini bekerja di Pertarnina sebagai asisten salah satu kepala biro. Kenal dengan Dini di kolam renang Hotel Indonesia karena Dini teman Avu, puteri Tjokropranolo satu-satunya. Pertama kali ketemu, Mei 1977, belum ada bayangan jadi bakal suarni, demikian pendapat Dini. Tapi Tony yang ramah, suka melucu dan bisa juga serius, menarik hati Dini. Dan sekarang, "aku susah deh untuk bilang sifat-sifat Tony yang paling aku senengin. Soalnya aku kalau sudah seneng sama orang, ya segala sifatnya aku senangi," kata Dini. Mertuanya, menurut Dini, "sederhana sekali, baik dan ramah." Perkawinan mereka juga tidak mewah. Sekalipun meriah. Tadinya tidak ada rencana untuk berbulan madu, tapi karena ada salah seorang saudara yang memberi karcis ke Bali, "akhirnya kami setujui juga pergi ke sana. Toh saudara sendiri yang beri," ujar Dini. Mas kawin untuk Dini berupa gelang temali dari emas. Mengapa tidak Qur'an? Kata Dini lembut: "Menurutku, Qur'an terlalu berat. Kan harus diselesaikan satu buku, dibaca dan difahami benar-benar. Kau kita merasa belum sanggup, untuk apa dipaksakan. Lebih baik lagi kalau kita bisa juga menyelesaikan nya sesudah kawin." Akur, deh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus