Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika ada orang yang paling gemas melihat suami berpoligami, salah satunya adalah Nia Dinata, 36 tahun. Mula-mula dia menemukan artikel kisah korban poligami di koran-koran setahun silam. Eh, tak diduga, kisah nyata poligami tak jauh dari kehidupannya. Satu sopir rumah produksinya punya istri lebih dari satu. Rasa gregetan memuncak. Si sopir dipecat.
Nia heran, bagaimana sopir bergaji Rp 70 ribu bisa punya istri lebih dari satu? Sopir bukan kalangan berduit dan kisah ini beda dengan apa yang dibacanya di koran-koran yang banyak menayangkan poligami di kalangan ekonomi atas. ”Aku tambah gemas karena poligami semakin terbuka, padahal kaum perempuan sudah maju.,” katanya kepada Tempo pekan lalu.
Namun, kegemasan ini melahirkan karya seni—dasar seniman! Setahun berselang, Nia mewujudkannya dalam film komedi berjudul Berbagi Suami. Film sindiran bertabur bintang yang diluncurkan pada Maret nanti mengisahkan para istri korban poligami dari ragam kelas sosial. ”Nggak untuk menghakimi si lelaki,” katanya. Nah, kalau Teh Nia jadi korban? ”Ya, jelas, nggak mau suami berpoligami,” katanya, tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo