Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pecah

Setelah bing slamet, meninggal, grup lawak kwartet jaya, pecah. ateng dan iskak sepakat untuk berduet tanpa eddy sud dalam maklumat di press club jakarta. eddy punya rekan baru yaitu mang udel. (pt)

10 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG penutup tahun 1975. Kwartet Jaya rupanya sepakat bikin hadiah tahun baru: dengan saling memecah diri. Grup lawak yang tadinya 4, memang sudah tersisa 3 setelah wafatnya Bing Slamet. Kini toh trio itu belah dua lagi. Ateng & Iskak bikin grup baru, sedang Eddy Sud dikabarkan tetap memakai nama Kwartet Jaya yang sudah jadi PT itu. Perkara terjadinya perpecahan dari sebuah grup lawak, agaknya bukan hal baru. Namun yang menarik dari kasus Kwartet Jaya kali ini adalah tak kurang dari pimpinannya sendiri, Eddy Sud yang amat terperanjat. Ia masih berada di Tokyo pada pertengahan Desember lalu untuk memproses film, ketika putusan Ateng-Iskak itu mulai dilangkahkan. Sehingga sepulangnya dari Jepang, kontan Eddy mencari kedua eks koleganya itu. Maksud nya ingin mendengar dari tangan pertama apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mengalami kesukaran beberapa waktu menemui Ateng-Iskak, Eddy akhirnya berhasil menjumpai mereka. Dan waktu disodori untuk menandatangani pernyataan bersama, konon Eddy mengajak agar "mikir-mikir dulu deh". Bahkan Eddy ingin mereka tetap utuh. Namun ajakan Eddy Sud itu sudah tak kena lagi di hati kedua rekannya. Maka Ateng-Iskak pun bikin maklumat -- minus hadirnya Eddy yang berada di Surabaya. Dalarn satu jumpa pers di Press Club Jakarta, Ateng menyebut alasan, "Soal prinsip" yang menimbulkan perpecahan ini. Apa perinciannya, Ateng tidak berterus-terang. Sebab, katanya, ia tak mau nama bekas partnernya tercemar. "Saya dan Iskak tetap sahabat Edd, eh, mas Eddy" ujarnya bersayap. Disebut-sebut juga bahwa Edi Sud bakal punya rekan baru. Yaitu: Mang Udel. Hal ini dibenarkan oleh Udel kepada TEMPO. Katanya: "Eddy memang datang pada saya, lalu saya jawab: ya, kita coba saja". Akan halnya kejadian perpecahan itu, Mang Udel - yang terbilang pelawak kawakan, berkomentar: "Sayang sekali, bila mengingat bagaimana sulitnya waktu mereka membangun grup itu". Cuma! ditambahkan, "Untungnya mereka pecah, masing-masing, sudah jaya". Menjawab liwat telepon, ang Udel membayangkan kepemimpinan Eddy Sud "Rasanya cukup mengindahkan kesejahteraan kawan sekerjanya", ujarnya. Apakah ada kemungkinan perpecahan mereka lantaran uang? Mang Udel tidak mengingkari kemungkinan itu. Cuma dituturkannya, "Saya pernah lihat Eddy waktu memimpin sebuah produksi film. Ia sangat memperhatikan anak buah. Tak ada seorangpun dari mereka yang mengeluh soal uang". Lalu apa kiranya motif patah-arang (atau kata Iskak: "talak 3") Kwartet Jaya sekarang. Perempuan? Kata Ateng, perpecahan di dunia lawak, "biasanya karena uang dan wanita". Sekalipun sesaat penandatan ganan 'surat cerai' itu, Ateng - Iskak ada berkata: "Kami ingin punya usaha sendiri".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus