MENJELANG penutup tahun 1975. Kwartet Jaya rupanya sepakat bikin
hadiah tahun baru: dengan saling memecah diri. Grup lawak yang
tadinya 4, memang sudah tersisa 3 setelah wafatnya Bing Slamet.
Kini toh trio itu belah dua lagi. Ateng & Iskak bikin grup baru,
sedang Eddy Sud dikabarkan tetap memakai nama Kwartet Jaya yang
sudah jadi PT itu. Perkara terjadinya perpecahan dari sebuah
grup lawak, agaknya bukan hal baru. Namun yang menarik dari
kasus Kwartet Jaya kali ini adalah tak kurang dari pimpinannya
sendiri, Eddy Sud yang amat terperanjat. Ia masih berada di
Tokyo pada pertengahan Desember lalu untuk memproses film,
ketika putusan Ateng-Iskak itu mulai dilangkahkan. Sehingga
sepulangnya dari Jepang, kontan Eddy mencari kedua eks koleganya
itu. Maksud nya ingin mendengar dari tangan pertama apa yang
sebenarnya terjadi.
Setelah mengalami kesukaran beberapa waktu menemui Ateng-Iskak,
Eddy akhirnya berhasil menjumpai mereka. Dan waktu disodori
untuk menandatangani pernyataan bersama, konon Eddy mengajak
agar "mikir-mikir dulu deh". Bahkan Eddy ingin mereka tetap
utuh. Namun ajakan Eddy Sud itu sudah tak kena lagi di hati
kedua rekannya. Maka Ateng-Iskak pun bikin maklumat -- minus
hadirnya Eddy yang berada di Surabaya. Dalarn satu jumpa pers di
Press Club Jakarta, Ateng menyebut alasan, "Soal prinsip" yang
menimbulkan perpecahan ini. Apa perinciannya, Ateng tidak
berterus-terang. Sebab, katanya, ia tak mau nama bekas
partnernya tercemar. "Saya dan Iskak tetap sahabat Edd, eh, mas
Eddy" ujarnya bersayap. Disebut-sebut juga bahwa Edi Sud bakal
punya rekan baru. Yaitu: Mang Udel. Hal ini dibenarkan oleh
Udel kepada TEMPO. Katanya: "Eddy memang datang pada saya, lalu
saya jawab: ya, kita coba saja". Akan halnya kejadian perpecahan
itu, Mang Udel - yang terbilang pelawak kawakan, berkomentar:
"Sayang sekali, bila mengingat bagaimana sulitnya waktu mereka
membangun grup itu". Cuma! ditambahkan, "Untungnya mereka pecah,
masing-masing, sudah jaya". Menjawab liwat telepon, ang Udel
membayangkan kepemimpinan Eddy Sud "Rasanya cukup mengindahkan
kesejahteraan kawan sekerjanya", ujarnya.
Apakah ada kemungkinan perpecahan mereka lantaran uang? Mang
Udel tidak mengingkari kemungkinan itu. Cuma dituturkannya,
"Saya pernah lihat Eddy waktu memimpin sebuah produksi film. Ia
sangat memperhatikan anak buah. Tak ada seorangpun dari mereka
yang mengeluh soal uang". Lalu apa kiranya motif patah-arang
(atau kata Iskak: "talak 3") Kwartet Jaya sekarang. Perempuan?
Kata Ateng, perpecahan di dunia lawak, "biasanya karena uang dan
wanita". Sekalipun sesaat penandatan ganan 'surat cerai' itu,
Ateng - Iskak ada berkata: "Kami ingin punya usaha sendiri".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini