LETNAN Jenderal TNI Widodo orangnya pendiam. Jarang tersenyum,
meskipun bukan berarti tidak ramah. Lahir di Yogya 54 tahun
lalu, kariernya cukup cepat menanjak. Pendidikan MULO Yogya.
Tahun 1944 jadi shodantyo di Bogor. Dalam Perang Kemerdekaan
Widodo menjadi Komandan Kompi Divisi Istimewa Yogya dan memegang
peranan penting dalam serangan umum Maret 1949 di Yogya.
Kemudian jadi Komandan Batalyon 438, 1952-1956. Setelah tiga
tahun menjadi guru di Kursus C Seskoad, Widodo mendapat
pendidikan kemiliteran di Fort Benning, S.
Ketika Kol. Inf. Katamso, Dan Rem 072 Yogya, gugur dibunuh PKI,
Widodo diangkat jadi Penjabat Dan Rem tersebut. Waktu itu, 1965,
pangkatnya kolonel. Tiga tahun keumdian dia menjabat Panglima
Daerah Militer Sumatera Tengah (Padang), dua tanun kemudian
kembali ke Jawa Tengah menjabat Pangdam VII/Diponegoro dan
pangkatnya sudan mayor jenderal. Kemudian kembali ke Sumatera
sebagai Panglima Komando Wilayah Pertahanan I. 1974 mendapat
tugas baru sebagai Panglima Komando Wilayah Pertahanan II, dan
26 Januari kemarin dilantik jadi Kasad menggantikan Jenderal
Makmun Murod.
Ketika menjabat Pangkowilhan II, Widodo praktis tinggal di tiga
tempat. Di Yogya di mana terletak markas Pangkowilhan, di
Semarang di mana keluarganya tinggal, dan di Jakarta kalau
sedang mengadakan berbagai urusan dengan Hankam. Malam Minggu
yang lalu, di Yogya diadakan resepsi perpisanan untuknya dan
perkenalan dengan Pangkowilhan II, Wijoyo Suyono. Satu kehiasaan
baru: Widodo dan Nyonya dilepas dengan naik andong yang bertolak
dari Gedung Agung, tempat resepsi dilangsungkan. Yang jadi sopir
andong malam itu seorang perwira tertua dilingkungan Makowilhan
II.
Upacara pelantikan KASAD dilaksanakan di Jakarta. Ketika semua
yang hadir sudah komplit dan tinggal menanti kedatangan Presiden
Suharto dan Nyonya, Widodo baru ingat sesuatu. Pakaian PDU I-nya
tidak lengkap. Bintang tertinggi yang dimilikinya, Bintang
Yudhadharma, terlupa. Apa akal? Sementara menit-menit pelantikan
sudah kian mendekat. Untunglah, Istana Negara berdekatan dengan
Gedung Sekretariat Militer. Dan cuma Sekretariat Militer yang
punya simpanan segala macam bintang jasa.
Seseorang kemudian mengambil Bintang Yudhadharma. Di depan kaca
besar yang ada di salah satu sudut Istana Negara, Widodo
mematut-matut diri mengenakan Bintang Yudhadharma pinjaman
tersebut. KSAU Marsekal Madya Ashadi Tjahyadi dan KSAL Laksamana
Madya Waluyo Sugito membantu mengenakan bintang tersebut.
Dan Presiden Suharto memasuki ruangan. Dan upacara pelantikan
berlangsung lancar. Ketika acara pemberian selamat berlangsung,
musik dengan lagu Padamu Negeri mengalun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini