TAK ada penjelasan resmi dari mana pesawat terbang kecil
bermesin dua (jenis Aerocommander 680-E) itu akan berangkat.
Hanya disebutkan saja: dari salah sebuah negara di Asia dengan
tujuan akhir Australia. Namun keterangan lain nenarik: pesawat
bernomor registrasi AS itu akan dipiloti oleh Donald Andrew
Aherm Yang diangkut sejumlah besar narkotik seharga sekitar 3
juta dollar.
Donald, lengkapnya DonaW Tait, kelahiran Casino (New Suth
Wales, Australia), 12 Januari 1933, bukan nama baru bagi
kepolisian Indonesia. Ia dan David Allan Riffles memang buronan
polisi sini. Mereka, 9 Juli tahun lalu, kabur dari penjara.
Donald (narapidana untuk hukuman 17 tahun penjara) dan David (7
tahun penjara) dihukum karena terbukti membawa sejumlah daun
ganja dalam pesawat Cessna mereka. Mereka tertangkap di lapangan
terbang Ngurah Rai, Bali, Agustus 1976. Pelarian Donald dari
penjara Denpasar dan David dari Amlapura merupakan cerita yang
ramai. Sekaligus memalukan. Petugas penjara, yang dianggap
memberi peluang bagi kaburnya buronan itu, hingga kini masih
belum beres perkaranya.
Buronan David dan Donald, sejak kaburnya dari Bali, telah jadi
urusan polisi internasional (Interpol). Interpol, yang berpusat
di Paris, telah mengeluarkan perintah penangkapan bagi kedua
buronan itu di mana saja mereka berada.
Karena sangkutan urusan itulah Kapolri Jenderal Widodo, begitu
memperoleh informasi, segera meneruskannya ke Interpol
Australia, 16 Januari lalu.
Lapangan-lapangan terbang di sini sendiri diawasi dengan ketat.
Sebab, walaupun Donald mempersiapkan bahan bakar cadangan dalam
dua tangki Aerocommander-nya, diperhitungkan ia akan tetap perlu
mengisi bahan bakar di suatu tempat sebelum mencapai Darwin,
Australia.
Dicegat Pesawat Militer
Tapi rupanya Donald berhenti dan menambah bahan bakarnya di
salah sebuah stasiun di Brunei. Hari Minggu, 22 Januari lalu,
radar di Darwin menangkap tanda-tanda kehadiran Donald di atas
Australia sebelah utara. Sebuah pesawat militer Australia
(RAAF), Hercules, yang diterbangkan oleh Letnan Robert Haywood
-- dalam penerbangan rutinnya Malaysia-Australia - berusaha
membereskan Donald.
Dari Herculesnya, Haywood minta agar Donald menvebutkan tanda De
ngenalnya. Donald menghindar. Sayupsayup ia hanya mengaku
sebagai pesawat militer saja. Perintah Haywood agar
Aerocommander itu mengikuti petunjuknya tak dihiraukan. Malah
dengan kelihayannya, Donald berhasil mengelabui pengejarnya.
Aerocommander menyuruk sebentar ke bawah dan terus menghilang
dari incaran Hercules RA AF.
Setelah itu Donald membawa pesawatnya mendarat darurat, 35 km
sebelah tenggara Darwin. di sebuah payapaya dekat landasan
pangkalan udara zaman Perang Dunia II. Pesawat terbakar di
darat.
Hampir selama 24 jam polisi menjejaki Donald, sebelum pilot ini
kemudian menyerah bersama tiga orang temannya di Katherine,
Senin malam.
Ia Juga Penipu
Perkara mereka akan segera dibawa ke pengadilan. Bagi pemerintah
Australia, Donald juga bukan merupakan orang asing dalam daftar
penjahat. Ia sudah punya perkara, penipuan yang menyangkut uang
A$ 51 ribu sebelum tertangkap di Ngurah Rai dua tahun lalu.
Pemerintah Australia, ketika Donald bersama David hendak
diadili di Bali, pernah minta agar pemerintah Indonesia
mengirimkan Donald untuk diadili di sana. Tapi ditolak.
Kali inipun pemerintah Indonesia mungkin akan gagal memenjarakan
Donald di sini. "Tapi kami tetap akan minta agar Donald
diekstradisikan ke mari," kata Kolonel Sidarto, Kepala Bagian
Kerjasama Interpol. "Hasilnya belum tahu." Jika Donald tak
mungkin lagi dipenjarakan di sini, pemerintah Indonesia masih
mengharapkan David Riflles -- yang entah buron ke mana -sekali
waktu pih ke Indonesia lagi!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini