Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pelantikan Gubernur

Brigjen (pur) Haji Sainan Sagiman, 56, dilantik sebagai gubernur Sumatera Selatan oleh Mendagri Amirmachmud di Palembang yang dihadiri oleh: Menag Alamsyah, Dirut Pertamina Piet Haryono dan Ibnu Sutowo.(pt)

23 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"DERAJAT manusia ditentukan oleh amalnya bukan oleh isyu," kata Menteri Dalam Negeri, Amirmachmud ketika melantik Gubernur Sumatera Selatan, Brigjen (Purn) Haji Sainan Sagiman di Palembang, Selasa 12 September lalu. Amirmachmud juga menyatakan bahwa Gubernur yang menggantikan Asnawi Mangkualam ini memenuhi 15 syarat kegubernuran, yang telah digariskan pemerintah. Menteri Dalam Negeri memang tidak memperinci syarat-syarat apa yang harus dipenuhi seorang calon gubernur yang banyaknya sampai 15 macam itu. Tapi tokoh Sainan Sagiman memang banyak mengundang isyu pro dan kontra untuk "musim" pengangkatan gubernur bam akhir-akhir ini. Isyu yang paling santer adalah pernyataan sekelompok orang di sebuah suratkabar yang menudllh seakan-akan Sainan Sagiman pernah terlibat dalam G-30-S. "Saya memang pernah diperiksa," kata Sainan Saiman, "tapi semuanya telah clear. Jelas, saya dinyatakan tidak pernah terlibat." Amirmachmud juga dalam pidato pelantikannya menyebut semua isyu itu sebagai fitnah belaka. Jabatan terakhir Sainan Saiman adalah Koordinator Pertamina Wilayah (Plaju). Mungkin karena jabatannya ini, pelantikan ayah dari 8 orang anak dan berusia 56 tahun ini cukup seronok. Karena hadir pula beberapa tokoh seperti Menteri Agama Alamsyah Direktur Utama Pertamina Piet Haryono, dan bekas Direktur Utama Pertamina Ibnu Sutowo. Menurut nyonya Haji Siti Rohayah, isteri Gubernur Sainan Sagiman mereka tidak akan menempati kediaman resmi gubernur yang terletak di daerah Pakjo. Melainkan di rumah sendiri di Sungai Buah. "Supaya lebih santai," katanya. Masyarakat Palembang menyebut kediaman resmi gubernur di Pakjo itu dengan sebutan istana. Nyonya Siti Rohayah, yang kini menjadi Ketua Umum Pertiwi juga mengatakan ia tidak ingin mengurus suatu organisasi secara berlebihan. Artinya yang utama mengurus rumah tangga. Setelah itu baru yang lain. Pedoman kerjanya: "Masyarakat yang baik itu terdiri dari rumahtangga-rumahtangga yang baik. "

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus